Otoritas Rusia dan Ukraina pada Kamis (25/1) waktu setempat saling melemparkan tuduhan di Dewan Keamanan PBB terkait jatuhnya pesawat militer Rusia di dekat perbatasan Ukraina, sehari sebelumnya.
"Semua informasi yang kami miliki hari ini menunjukkan bahwa kami menghadapi kejahatan yang telah direncanakan dan dipikirkan matang-matang," cetus wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, yang delegasinya telah meminta pertemuan darurat DK PBB tersebut.
Moskow menuduh Kyiv menembak jatuh pesawat angkut IL-76, yang disebut membawa 65 tentara Ukraina yang ditangkap. Insiden itu terjadi menjelang rencana pertukaran tahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemimpin Ukraina mengetahui rute tersebut dengan sangat baik, mengetahui cara para prajurit akan diangkut ke tempat pertukaran," kata Polyanskiy, seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (26/1/2024).
Ini bukan pertukaran tahanan pertama antara kedua belah pihak. Namun, kali ini Kyiv "untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan memutuskan untuk menyabotase prosedur ini dan melakukannya dengan cara yang paling biadab," cetus Polyanskiy, seraya menuduh Ukraina mengorbankan pasukannya "untuk kepentingan geopolitik Barat."
Polyanskiy pun memuji "kepahlawanan" pilot karena mengarahkan pesawat menjauh dari permukiman penduduk dan menghindari jatuhnya korban di darat.
Ukraina menolak tuduhan bahwa pihaknya berada di balik rencana untuk menjatuhkan pesawat tersebut.
Lihat Video 'Penampakan Puing Pesawat Rusia yang Angkut 65 Tawanan Perang Ukraina':
"Ukraina tidak diberitahu mengenai jumlah kendaraan, jalan dan sarana transportasi para tawanan. Hal ini mungkin merupakan tindakan yang disengaja oleh Rusia untuk membahayakan nyawa dan keselamatan para tahanan," kata Wakil Duta Besar Ukraina untuk PBB, Khrystyna Hayovyshyn.
Dia mengatakan bahwa para tahanan Rusia dalam pertukaran tersebut telah dipindahkan ke lokasi yang disepakati.
"Pihak Rusia seharusnya memastikan tingkat keamanan yang sama terhadap prajurit Ukraina yang ditangkap," katanya.