AS Bombardir Irak, Targetnya Fasilitas Militan yang Didukung Iran

AS Bombardir Irak, Targetnya Fasilitas Militan yang Didukung Iran

Rita Uli Hutapea - detikNews
Rabu, 24 Jan 2024 11:55 WIB
(FILES) In this file photo taken on April 13, 2018, four US-made F-16 fighter jets fly in formation during a drill near the Suao navy harbour in Yilan, eastern Taiwan.
Diplomacy has never been easy for Taiwan and is becoming ever more complex as it is caught between the United States under an unpredictable leader and an increasingly assertive China, which claims the self-ruling island as its own.
 / AFP PHOTO / SAM YEH / TO GO WITH AFP STORY TAIWAN-CHINA-US-DIPLOMACY-POLITICS,FOCUS BY MICHELLE YUN
Ilustrasi (Foto: AFP PHOTO/SAM YEH)
Jakarta -

Pasukan Amerika Serikat melancarkan serangan di Irak pada Selasa (23/1) waktu setempat yang menargetkan tiga fasilitas yang digunakan oleh para militan yang didukung Iran. Menurut sumber-sumber Irak, serangan AS itu menyebabkan dua orang tewas.

Serangan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pasukan AS di Irak barat menjadi sasaran rudal balistik dan roket, dalam serangan yang menurut Departemen Pertahanan AS atau Pentagon dilakukan oleh para militan yang didukung Iran.

Dilansir kantor berita AFP, Rabu (24/1/2024), menurut sumber-sumber Irak, serangan AS tersebut menargetkan Ketaeb Hizbullah, sebuah faksi militan yang berafiliasi dengan mantan paramiliter Hashed al-Shaabi, di daerah Jurf al-Sakhr di selatan ibu kota Irak, Baghdad, serta di wilayah Al-Qaim di perbatasan dengan Suriah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua orang tewas dan dua lainnya luka-luka dalam bombardir AS di wilayah al-Qaim, menurut seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Irak dan mantan anggota Hashed al-Shaabi, yang para petempurnya telah diintegrasikan ke dalam tentara reguler.

Serangan AS ini terjadi di tengah kondisi regional yang sudah memanas, yang dipicu oleh perang di Gaza antara sekutu Washington, Israel, dan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, yang didukung Iran.

ADVERTISEMENT

Dalam sebuah pernyataan, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengkonfirmasi "serangan yang diperlukan dan proporsional" di Irak terhadap "tiga fasilitas yang digunakan oleh kelompok milisi Ketaeb Hizbullah yang didukung Iran dan kelompok lain yang berafiliasi dengan Iran di Irak".

"Serangan presisi ini merupakan respons langsung terhadap serangkaian serangan yang meningkat terhadap AS dan personel koalisi di Irak dan Suriah oleh para milisi yang disponsori Iran," kata Austin, merujuk pada koalisi internasional pimpinan AS melawan kelompok ISIS.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan serangan AS itu menargetkan "markas besar, penyimpanan, dan lokasi pelatihan Ketaeb Hizbullah untuk kemampuan roket, rudal, dan serangan satu arah UAV (drone)".

Pentagon menyatakan bahwa pasukan AS dan sekutu di Irak dan Suriah telah menjadi sasaran lebih dari 150 serangan sejak pertengahan Oktober tahun 2023 lalu. Serangan-serangan ini diklaim dilakukan oleh "Perlawanan Islam di Irak", sebuah aliansi militan yang terkait dengan Iran dan menentang dukungan AS untuk Israel dalam konflik Gaza.

Diklasifikasikan sebagai kelompok "teroris" oleh Washington dan dikenakan sanksi, Ketaeb Hizbullah telah menjadi sasaran gempuran dalam beberapa pekan terakhir. Kelompok ini secara terbuka mendukung Perlawanan Islam di Irak.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads