Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad geram dan mengecam interogasi terhadap putranya oleh lembaga antikorupsi negara tersebut. Dia menyebut hal itu "selektif" dan didorong oleh persaingan politiknya dengan pemerintahan yang sedang menjabat.
Mahathir yang pernah dua kali menjabat PM ini adalah saingan politik dan pengkritik keras Perdana Menteri saat ini Anwar Ibrahim, yang berkuasa pada tahun 2022 dan berjanji untuk memberantas korupsi tingkat tinggi.
Pekan lalu Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) memanggil Mirzan Mahathir, 66 tahun, putra sulung Mahathir, untuk diinterogasi atas aktivitas bisnisnya dan memerintahkan dia menyampaikan semua asetnya di dalam dan di luar negeri dalam waktu 30 hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti yang Anda lihat, ini selektif. Semuanya sangat politis. Orang-orang yang menentang pemerintah, akan dihadapkan pada hukum," kata Mahathir kepada wartawan di Kota Putrajaya pada Senin (22/11), seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (22/1/2024).
"Saya khawatir padanya. Dia harus mengungkapkan semua transaksi sejak dia berusia 22 tahun dalam 30 hari. Jika dia gagal, dia bisa menghadapi (hukuman) penjara lima tahun," imbuh mantan PM Malaysia berumur 98 tahun tersebut.
Perintah MACC tersebut adalah bagian dari penyelidikannya menyusul pengungkapan yang terkandung dalam Panama Papers, "serta aktivitas bisnisnya yang melibatkan penjualan dan pembelian perusahaan-perusahaan yang terkait dengan pemerintah", kata MACC dalam sebuah pernyataan pekan lalu.
Lihat juga Video 'Respons KSP hingga DPR Tanggapi Pernyataan Kontroversial Mahathir':