10 Hari Hilang, 2 Anggota Navy SEAL AS Tewas Usai Naiki Kapal Iran

10 Hari Hilang, 2 Anggota Navy SEAL AS Tewas Usai Naiki Kapal Iran

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 22 Jan 2024 11:54 WIB
In this photo released by the U.S. Navy, sailors intercept a dhow in the Gulf of Oman on Nov. 8, 2022. The U.S. Navy said Tuesday, Nov. 15, 2022, it found 70 tons of a missile fuel component hidden among bags of fertilizer aboard a ship bound to Yemen from Iran, the first-such seizure in that countrys yearslong war as a cease-fire there has broken down. (Lt. Kelly Harris/U.S. Navy, via AP)
Ilustrasi -- Kapal pengangkut peledak dari Iran dicegat Angkatan Laut AS di Teluk Oman (dok. Lt. Kelly Harris/U.S. Navy, via AP)
Washington DC -

Dua anggota pasukan elite Navy SEAL Amerika Serikat (AS), yang hilang dalam operasi di laut lepas Somalia untuk menyita senjata Iran yang ditujukan bagi kelompok Houthi di Yaman, dinyatakan tewas. Upaya pencarian yang dilakukan selama 10 hari gagal untuk menemukan keduanya.

Komando Pusat AS atau CENTCOM sebelumnya mengatakan dua personel SEAL itu hilang saat terlibat dalam operasi 11 Januari lalu, di mana para personel operasi khusus elite itu menaiki sebuah kapal Iran di lepas pantai Somalia dan menyita komponen rudal buatan Iran.

"Kami dengan menyesal mengumumkan bahwa setelah pencarian menyeluruh selama 10 hari, dua personel US Navy SEAL kami yang hilang belum ditemukan dan status mereka diubah menjadi meninggal dunia," demikian pernyataan CENTCOM, seperti dilansir AFP, Senin (22/1/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Operasi pencarian dan penyelamatan untuk dua personel Navy SEAL yang dilaporkan hilang saat menaiki kapal terlarang yang membawa senjata konvensional Iran yang canggih... telah selesai dan kami sekarang sedang melakukan operasi pemulihan," imbuh pernyataan tersebut.

CENTCOM menggambarkan penyitaan komponen rudal itu sebagai "penyitaan pertama untuk senjata konvensional canggih mematikan yang dipasok Iran... kepada Houthi sejak awal serangan Houthi terhadap kapal-kapal dagang pada November 2023".

ADVERTISEMENT

Pada bulan tersebut, Houthi mulai menargetkan kapal-kapal di Laut Merah yang mereka klaim terkait dengan Israel. Rentetan serangan itu, menurut Houthi, merupakan solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur Israel dalam perangnya melawan Hamas.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Lihat juga Video: Donald Trump Usir Warga yang Mengganggu Pidatonya saat Kampanye

[Gambas:Video 20detik]




AS bersama sekutunya, Inggris, melancarkan serangan terhadap puluhan target Houthi di Yaman awal bulan ini. Pasukan militer AS juga menyerang target-target rudal Houthi, yang diklaim Washington, siap diluncurkan terhadap kapal di Laut Merah dan menimbulkan ancaman bagi kapal sipil maupun militer.

Kelompok Houthi -- yang menyatakan kepentingan AS dan Inggris sebagai target yang sah -- masih belum bisa dihalangi, dan terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Sekitar 12 persen perdagangan global diketahui biasanya melewati Selat Bab al-Mandeb, pintu masuk Laut Merah antara barat daya Yaman dan Djibouti. Namun serangan Houthi itu membuat banyak pengiriman dialihkan hingga ribuan mil jauhnya ke sekitar Afrika.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads