AS dan Sekutunya Pamer Latihan Militer Usai Tegang dengan Korut

AS dan Sekutunya Pamer Latihan Militer Usai Tegang dengan Korut

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 18 Jan 2024 07:43 WIB
In this photo provided by South Korea’s Joint Chiefs of Staff, the aircraft carrier USS Carl Vinson, left, sails with South Korean Navy’s Aegis destroyer King Sejong the Great and Japan’s Maritime Self-Defense Force Aegis destroyer Kongou in the international waters of the southern coast of Korean peninsular during a recent joint drill in 2024. The three countries conducted combined naval exercises involving the American aircraft carrier in their latest show of strength against nuclear-armed North Korea, South Korea’s military said Wednesday, Jan. 17, as the three countries’ senior diplomats were to meet in Seoul to discuss the deepening standoff with Pyongyang. (South Korea’s Joint Chiefs of Staff via AP)
Foto: Kapal induk AS USS Carl Vinson berlayar dengan kapal perang Korsel dan Jepang dalam latihan gabungan di perairan Pulau Jeju (South Korea's Joint Chiefs of Staff via AP).
Jakarta -

Amerika Serikat (AS) bersama Korea Selatan (Korsel), dan Jepang, menggelar latihan gabungan dengan melibatkan kapal induk AS. Latihan gabungan Angkatan Laut (AL) ini seakan menjadi aksi pamer kekuatan melawan Korea Utara (Korut) yang memiliki senjata nuklir.

Seperti dilansir Associated Press, Rabu (17/1/2024), para diplomat senior dari ketiga negara itu juga akan menggelar pertemuan di Seoul untuk membahas kebuntuan yang semakin mendalam dengan Pyongyang.

Diketahui, Pekan ini, Kim Jong Un mengatakan dalam sidang parlemen bahwa Korut akan meninggalkan komitmen lamanya terhadap unifikasi damai dengan Korsel. Dia juga memerintahkan penulisan ulang konstitusi Pyongyang untuk menghilangkan gagasan negara bersama antara kedua negara yang terpecah akibat perang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Kim Jong Un itu disampaikan sehari setelah Korut melakukan uji balistik pertama pada tahun 2024, yang oleh media pemerintah digambarkan sebagai rudal jarak menengah berbahan bakar solid terbaru yang dilengkapi hulu ledak hipersonik.

Pyongyang menyebut uji coba itu sebagai upaya memajukan jajaran senjatanya yang mampu menargetkan pangkalan militer AS di Guam dan Jepang.

ADVERTISEMENT

Kembali ke latihan gabungan AS, Korsel, dan Jepang, latihan itu dilaksanakan di perairan Pulau Jeju, Korsel selama pekan ini saat pemimpin Korut Kim Jong Un terus menguji coba senjata dan melontarkan ancaman yang provokatif. Sikap Kim semakin meningkatkan ketegangan regional ke titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, dalam pernyataannya, mengumumkan bahwa latihan angkatan laut trilateral, yang menyelesaikan program tiga hari pada Rabu (17/1) waktu setempat, melibatkan sembilan kapal perang dari ketiga negara yang bersekutu itu.

Salah satu kapal perang yang berpartisipasi dalam latihan gabungan itu adalah kapal induk AS USS Carl Vinson. Selain itu, ada juga sejumlah kapal penghancur Aegis milik militer Korsel juga Jepang.

Latihan gabungan itu, menurut Kepala Staf Gabungan Militer Korsel, bertujuan untuk mempertajam kemampuan pencegahan dan merespons ancaman nuklir, ancaman rudal dan ancaman bawah laut Korut. Latihan dimaksudkan untuk mencegah pengangkutan senjata pemusnah massal secara ilegal melalui laut.

Namun tidak disebutkan secara spesifik apakah latihan gabungan itu mencerminkan kekhawatiran soal dugaan transfer senjata Pyognyang ke Rusia untuk membantu perang di Ukraina.

Sementara itu di Seoul, utusan nuklir Korsel Kim Gunn dijadwalkan bertemu dengan mitranya dari Jepang, Namazu Hiroyuki, pada Rabu (17/1) waktu setempat. Keesokan harinya, atau pada Kamis (18/1) besok, Kim dan Hiroyuki akan bertemu dengan Jung Pak yang merupakan deputi perwakilan khusus Presiden AS Joe Biden untuk Korut. Pertemuan itu bertujuan mengkoordinasikan tanggapan ketiga negara terhadap Korut.

Selanjutnya: Korut tutup pintu rekonsiliasi.

Korut Tutup Pintu Rekonsiliasi

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menutup pintu rekonsiliasi dengan Korsel. Kim Jong Un pun menganggap Korsel sebagai musuh utama.

Hubungan Korut dan Korsel terus memanas sejak awal tahun 2024. Kim Jong Un sempat mengumpulkan para komandan utama Korut dan menyatakan militer harus 'memusnahkan' musuh jika terprovokasi.

Jika musuh memilih melakukan konfrontasi militer dan provokasi terhadap DPRK, tentara kita harus memberikan pukulan mematikan untuk memusnahkan mereka sepenuhnya dengan memobilisasi semua cara dan potensi terberat tanpa ragu-ragu," kata Kim seperti dilaporkan media pemerintah Korut, KCNA, seperti dilansir AFP.

Komentar Kim itu mencerminkan ancaman yang disampaikannya pada pertemuan partai akhir tahun 2023 mengenai serangan nuklir terhadap Seoul dan perintah untuk menambah persenjataan militer guna mempersiapkan perang yang menurutnya bisa 'pecah kapan saja'. Kim juga menuduh AS menimbulkan 'berbagai bentuk ancaman militer' terhadap Korut.

Dia meminta angkatan bersenjata Korut 'menekan seluruh wilayah Korsel dengan memobilisasi segala cara fisik, termasuk kekuatan nuklir' jika terjadi 'peristiwa besar'. Kim mengatakan Korut tidak akan lagi mengupayakan rekonsiliasi dan reunifikasi dengan Korsel dengan alasan 'krisis yang tidak dapat dikendalikan' yang menurutnya dipicu oleh Seoul dan Washington.

Selanjutnya: Kim Jong Un anggap Korsel Musuh Utama.

Kim Jong Un Anggap Korsel Musuh Utama

Kim Jong Un kemudian menyerukan agar konstitusi Korut diubah untuk memastikan Korsel dipandang sebagai 'musuh utama'. Dia mengingatkan negaranya tidak berniat menghindari perang jika hal itu terjadi.

Dilansir Reuters dan The Star, Selasa (16/1/2024), Kim menyampaikan pidato di hadapan parlemen Korut, Majelis Rakyat Tertinggi, pada Senin (15/1). Dalam pidatonya, Kim mengatakan dirinya telah menyimpulkan unifikasi dengan Korsel tidak lagi mungkin dilakukan.

Dia juga menuduh Seoul berupaya untuk menumbangkan pemerintahannya. Kim mengatakan konstitusi harus diamandemen untuk mendidik warga Korut bahwa Korsel adalah 'musuh utama' dan mendefinisikan wilayah Korut sebagai wilayah yang terpisah dari Korsel.

"Kita tidak menginginkan perang tetapi kita tidak punya niat untuk menghindarinya," kata Kim seperti dikutip KCNA

Halaman 2 dari 3
(aik/aik)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads