Hamas Sebut Banyak Sandera Tak Jelas Nasibnya, Salahkan Israel

Hamas Sebut Banyak Sandera Tak Jelas Nasibnya, Salahkan Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Senin, 15 Jan 2024 10:06 WIB
Masked militant from the Izzedine al-Qassam Brigades, the military wing of Hamas, waves the green flag of the Islamist group during a protest in support of Palestinian prisoners in Israeli jails, after Friday prayer in Nusseirat refugee camp, central Gaza Strip, Friday, Aug. 18, 2023. A thousand prisoners in Israeli jails started a mass hunger strike Friday in protest over harsh new Israeli prison measures. (AP Photo/Adel Hana)
Ilustrasi -- Brigade al-Qassam yang merupakan sayap bersenjata Hamas (dok. AP/Adel Hana)
Gaza City -

Kelompok Hamas menyebut nasib banyak sandera Israel yang ada di wilayah Jalur Gaza tidak diketahui, dengan kebanyakan mereka diduga telah tewas. Hamas menyalahkan Israel atas nasib warganya sendiri di daerah kantong Palestina tersebut.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (15/1/2024), hal tersebut disampaikan oleh juru bicara sayap bersenjata Hamas Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, yang untuk pertama kalinya dalam beberapa pekan terakhir muncul dalam tayangan televisi terkait Hamas pada Minggu (14/1) waktu setempat.

Dalam pernyataannya, Ubaida menyebut banyak sandera yang "mungkin telah terbunuh" di Jalur Gaza. Dia menyalahkan Israel atas nasib para sandera tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Otoritas Israel sebelumnya melaporkan bahwa lebih dari 240 orang diculik dari wilayahnya dan disandera di wilayah Jalur Gaza. Puluhan sandera di antaranya, terutama perempuan dan anak-anak, telah dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata berlangsung singkat pada November tahun lalu.

Lebih dari 100 sandera lainnya diperkirakan masih ada di daerah kantong Palestina tersebut, dengan otoritas Tel Aviv semakin mendapat tekanan dari keluarga para sandera untuk memperjuangkan pembebasan mereka.

ADVERTISEMENT

Ubaida, dalam pernyataannya, juga menegaskan bahwa: "Perundingan apa pun sebelum dihentikannya agresi Israel, tidak akan ada gunanya."

Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu, menurut Ubaida, merupakan respons atas "pembantaian terhadap rakyat kami yang dilakukan oleh penjajah dan gengnya" selama 100 tahun terakhir.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Otoritas Israel sebelumnya melaporkan sekitar 1.200 orang tewas akibat serangan Hamas tersebut -- jumlah korban jiwa terbesar dalam satu hari sejak berdirinya negara Israel tahun 1948 silam. Serangan Hamas itu memicu respons besar-besaran dari Israel yang menggempur Jalur Gaza via udara, darat dan laut.

Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 23.843 orang tewas dalam rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu. Kebanyakan korban tewas merupakan perempuan dan anak-anak.

Dalam pernyataannya, Ubaida juga mengklaim bahwa para petempur dari sayap bersenjata Hamas telah menyerang dan melumpuhkan sekitar 1.000 kendaraan militer Israel.

Lebih lanjut, Ubaida mengatakan bahwa Hamas telah diberitahu oleh "beberapa pihak dalam front perlawanan bahwa mereka akan memperluas serangan mereka terhadap musuh Israel dalam beberapa hari ke depan".

Belum ada tanggapan Israel atas pernyataan terbaru Hamas tersebut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads