Militer Korsel Duga Korut Tembakkan Rudal Balistik, Jatuh di Laut Jepang

Yulida Medistiara - detikNews
Minggu, 14 Jan 2024 18:13 WIB
Sejumlah warga menonton televisi yang menayangkan siaran berita dengan cuplikan uji coba rudal Korea Utara, di stasiun kereta api di Seoul pada 14 Januari 2024. (Foto: AFP/JUNG YEON-JE)
Jakarta -

Militer Korea Selatan mengatakan Korea Utara diduga menembakkan rudal balistik jarak menengah. Hal tersebut dilakukan beberapa hari setelah Pyongyang melakukan latihan tembak di dekat perbatasan laut Korea Selatan.

"Militer kami mendeteksi satu dugaan rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan dari wilayah Pyongyang menuju Laut Timur sekitar pukul 14:55 (0555 GMT)" kata Kepala Staf Gabungan Seoul (Soul's Jount Chief of Staff atau JCS) dalam sebuah pernyataan, mengacu pada perairan yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, dilansir AFP, Minggu (14/1/2024).

Rudal tersebut terbang sejauh 1.000 kilometer (621 mil). JCS mengatakan pihak berwenang di Seoul, Washington dan Tokyo sedang menganalisis spesifikasinya.

"Kami mengutuk keras peluncuran rudal terbaru oleh Korea Utara karena jelas merupakan provokasi yang mengancam perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea," katanya.

Sementara itu, penjaga pantai Jepang juga mengkonfirmasi dugaan peluncuran rudal oleh Korea Utara. Dikutip berdasarkan informasi dari Kementerian Pertahanan Jepang, kapal-kapal diperingatkan untuk berhati-hati.

Uji coba rudal terakhir Korea Utara adalah Hwasong-18, rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat (ICBM), yang ditembakkan ke Laut Timur pada 18 Desember.

Uji coba ini terjadi beberapa hari setelah Korea Utara melakukan serangkaian latihan tembak-menembak yang jarang terjadi di dekat perbatasan maritimnya dengan Korea Selatan, yang memicu dilakukannya latihan balasan dan perintah evakuasi di beberapa pulau perbatasan Korea Selatan.

Pemimpin Korut, Kim Jong Un, pada awal pekan ini mencap Seoul sebagai "musuh utama" dan memperingatkan bahwa ia tidak akan ragu untuk memusnahkan Korea Selatan. Hal itu disampaikan Kim Jong Un saat ia mengunjungi pabrik-pabrik senjata besar.

"Waktu bersejarah akhirnya tiba ketika kita harus mendefinisikan entitas yang disebut Republik Korea (Korea Selatan) sebagai negara yang paling memusuhi Republik Demokratik Rakyat Korea," kata Kim seperti dilansir kantor berita resmi Korea Central News Agency (KCNA). KCNA).

Para analis mengatakan pada saat itu bahwa perubahan bahasa tersebut signifikan, menandakan pergeseran pendekatan Pyongyang ke "mode ultra-hawkish".




(yld/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork