Kelompok Houthi di Yaman meluncurkan sebuah rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah pada hari Jumat (12/1) waktu setempat. Ini sebagai pembalasan atas serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman yang menargetkan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut.
"Kami tahu bahwa mereka telah menembakkan setidaknya satu rudal sebagai pembalasan, namun rudal tersebut tidak mengenai satu kapal pun," kata Direktur Staf Gabungan Amerika Serikat, Letnan Jenderal Douglas Sims kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).
Selain berita tersebut, berikut ini berita-berita internasional yang menarik perhatian pembaca detikcom, hari ini, Sabtu (13/1/2024):
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- 4 Ribu Tentara Israel Jadi Cacat Akibat Perang di Gaza
Sekitar 4.000 tentara Israel dilaporkan menderita cacat sejak awal perang melawan kelompok Hamas di Jalur Gaza pada bulan Oktober tahun 2023 lalu. Bahkan menurut perkiraan, jumlahnya bisa meningkat menjadi 30.000 orang.
"Negara ini bersiap menerima sejumlah besar tentara Israel yang cacat, dan setelah 100 hari perang, sekitar 4.000 tentara telah diakui menderita cacat," lapor situs berita berbahasa Ibrani, Walla pada Jumat (12/1) dan dilansir Anadolu Agency, Sabtu (13/1/2024).
Media tersebut melaporkan bahwa serangan Hamas pada 7 Oktober telah "menyebabkan Israel terlibat dalam perang yang belum pernah dialami sebelumnya dalam hal jumlah tentara yang terluka, namun yang lebih penting, lukanya sangat parah."
- Ups! Salah Target, Rudal Houthi Sasar Kapal Pembawa Minyak Rusia
Kelompok pemberontak Houthi keliru menargetkan sebuah kapal tanker yang membawa minyak Rusia dalam serangan rudal di perairan lepas pantai Yaman pada hari Jumat (12/1) waktu setempat.
Hal ini dilaporkan oleh perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey.
"Sebuah kapal tanker berbendera Panama melihat tiga kapal kecil saat transit menuju timur melalui Koridor Transit Rekomendasi Internasional," kata Ambrey, seperti dikutip Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (13/1/2024).
- Dibayangi Ancaman China, Taiwan Gelar Pemilihan Presiden
Jutaan warga Taiwan pada hari Sabtu (13/1) memilih presiden baru di tengah ancaman dari China bahwa pemilihan pemimpin yang salah dapat memicu perang di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut.
Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024), pemilihan umum dimulai pada pukul 8:00 pagi waktu setempat di hampir 18.000 tempat pemungutan suara (TPS) di seluruh Taiwan, dengan hampir 20 juta orang berhak memberikan suara.
Pemerintah China mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya, dan mengatakan pihaknya tidak akan mengesampingkan penggunaan kekerasan untuk mewujudkan "unifikasi".
- Makin Panas, AS-Inggris Kembali Serang Houthi di Yaman
Pasukan Amerika Serikat dan Inggris kembali melancarkan serangan udara ke ibu kota Yaman, Sanaa pada hari Sabtu (13/1). Serangan baru ini dilakukan sehari setelah kedua negara tersebut melancarkan puluhan serangan udara yang menargetkan kelompok pemberontak Houthi di negara tersebut.
Lewat media resminya, kelompok Houthi yang didukung Iran tersebut mengatakan bahwa serangan terbaru ini menargetkan pangkalan udara Al-Dailami di Sanaa, yang berada di bawah kendali Houthi sejak 2014.
"Musuh Amerika-Inggris menargetkan ibu kota, Sanaa, dengan sejumlah serangan," tulis media resmi Houthi, Al-Masirah TV di X, sebelumnya Twitter, mengutip korespondennya di Sanaa.
- Balas Serangan AS-Inggris ke Yaman, Houthi Luncurkan Rudal Balistik
Kelompok Houthi di Yaman meluncurkan sebuah rudal balistik anti-kapal ke Laut Merah pada hari Jumat (12/1) waktu setempat. Ini sebagai pembalasan atas serangan Amerika Serikat dan Inggris ke Yaman yang menargetkan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut.
"Kami tahu bahwa mereka telah menembakkan setidaknya satu rudal sebagai pembalasan, namun rudal tersebut tidak mengenai satu kapal pun," kata Direktur Staf Gabungan Amerika Serikat, Letnan Jenderal Douglas Sims kepada wartawan, seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (13/1/2024).
"Retorika mereka cukup kuat dan cukup tinggi. Saya perkirakan mereka akan mencoba melakukan semacam pembalasan," ujarnya tentang Houthi.