AS-Inggris Gempur Houthi di Yaman, Arab Saudi Bilang Gini

AS-Inggris Gempur Houthi di Yaman, Arab Saudi Bilang Gini

Novi Christiastuti - detikNews
Jumat, 12 Jan 2024 14:59 WIB
A missile is launched from a warship during the US-led coalition operation against military targets in Yemen from an undisclosed location, January 12, 2024. (Reuters)
Rudal diluncurkan dari sebuah kapal perang saat AS dan Inggris menyerang target Houthi di Yaman (Reuters)
Riyadh -

Pemerintah Arab Saudi menyatakan sangat prihatin dengan serangan militer yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) dan Inggris terhadap sejumlah target Houthi di Yaman. Riyadh menyerukan pihak-pihak yang bertikai untuk menahan diri.

Seperti dilansir Al Arabiya, Jumat (12/1/2024), otoritas Saudi dalam pernyataannya menyampaikan "keprihatinan besar" atas operasi militer yang dilakukan AS dan negara-negara sekutunya di Laut Merah, juga atas serangan udara terhadap beberapa lokasi di Yaman.

"Sementara Kerajaan (Saudi) menekankan pentingnya menjaga keamanan dan stabilitas kawasan Laut Merah, di mana kebebasan navigasi merupakan tuntutan internasional, dan kepentingan seluruh dunia, (Saudi) menyerukan untuk menahan diri dan menghindari eskalasi mengingat peristiwa yang terjadi di wilayah ini," demikian pernyataan otoritas Saudi seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan Saudi itu dirilis tak lama setelah AS dan Inggris mengumumkan serangan militer terhadap lebih dari selusin target terkait Houthi di wilayah Yaman pada Kamis (11/1) malam waktu setempat. Serangan itu disebut sebagai balasan atas rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Presiden Joe Biden, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa serangan AS dan Inggris itu menyusul serentetan 27 serangan Houthi, sejak 19 November tahun lalu, terhadap kapal-kapal di jalur laut internasional yang sibuk di Laut Merah.

ADVERTISEMENT

Menteri Pertahanan (Menhan) Lloyd Austin, yang masih dirawat di rumah sakit usai didiagnosis kanker prostat, menyebut serangan AS dan Inggris itu bertujuan untuk "mengganggu dan melemahkan" kemampuan Houthi dalam menargetkan jalur pelayaran internasional.

Austin menyatakan bahwa serangan itu menargetkan lokasi-lokasi terkait kemampuan serangan drone, rudal balistik dan rudal jelajah Houthi, juga terkait radar pesisir dan kemampuan pengawasan udara kelompok itu.

Simak juga Video 'DK PBB Sahkan Resolusi Tuntut Houthi Hentikan Serangan di Laut Merah':

[Gambas:Video 20detik]



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sementara Houthi, dalam tanggapannya, menyebut serangan AS dan Inggris terhadap sejumlah posisi kelompoknya di Yaman sebagai "kebodohan terbesar dalam sejarah mereka".

"Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya," tegas seorang pejabat senior Houthi, Mohammed al-Bukhaiti, dalam pernyataan berbahasa Inggris via media sosial X, seperti dilansir Al Jazeera.

Bukhaiti kemudian memperingatkan Washington dan London bahwa kedua negara itu akan "menyesal" melancarkan serangan terhadap Yaman.

"Tidak ada keraguan bahwa Amerika dan Inggris saat ini menyesali kebodohan mereka sebelumnya, dan mereka akan segera menyadari bahwa agresi langsung terhadap Yaman adalah kebodohan terbesar dalam sejarah mereka," sebutnya.

Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads