Pasukan tentara berpatroli di jalan-jalan ibu kota Papua Nugini, Port Moresby pada hari Jumat (12/1), setelah keadaan darurat diberlakukan menyusul kerusuhan yang menewaskan 16 orang.
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape berjanji untuk memulihkan ketenangan setelah massa yang marah mengamuk di Port Moresby pada Rabu malam lalu, memecahkan jendela, menjarah toko-toko dan membakar gedung-gedung.
Pada Kamis (11/1) malam waktu setempat, Marape mengatakan para perusuh akan "membayar akibat" atas pecahnya "pelanggaran hukum", dan mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota Papua Nugini.
Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/1/2024), dengan 1.000 tentara disiagakan untuk meningkatkan keamanan, banyak kantor-kantor cabang bank, pom bensin, dan toko kelontong di Port Moresby mulai dibuka kembali pada hari Jumat.
Baca juga: Papua Nugini Rusuh, Warga Antre Bahan Bakar |
"Toko-toko telah dibuka, stasiun pengisian bahan bakar telah dibuka, transportasi umum telah dibuka. Orang-orang kembali beraktivitas. Ada rasa damai," kata Maho Laveil, warga Port Moresby, kepada AFP.
"Ada peningkatan jumlah polisi dan militer di sekitar kota," ujar dosen ekonomi itu menambahkan.
"Saya pikir risikonya ada pada malam hari," tuturnya.
Kekerasan pertama kali terjadi di Port Moresby setelah sekelompok tentara, petugas polisi dan penjaga penjara melakukan pemogokan setelah mendapati adanya pemotongan gaji yang tiba-tiba dan tidak dapat dijelaskan.
Simak Video 'Kerusuhan Tewaskan 16 Orang, Papua Nugini Tetapkan Status Darurat':
(ita/ita)