Papua Nugini Mencekam: Kerusuhan dan Penjarahan Tak Teredam

Papua Nugini Mencekam: Kerusuhan dan Penjarahan Tak Teredam

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 11 Jan 2024 23:16 WIB
An aerial view of smoke billowing from burning buildings, amid looting and arson during protests over a pay cut for police that officials blamed on an administrative glitch, in Port Moresby, Papua New Guinea January 10, 2024 in this screen grab obtained from social media video. Femli Studio/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES. DO NOT OBSCURE LOGO.
Foto: Potret udara kerusuhan di Papua Nugini. (Femli Studio/via REUTERS)
Port Moresby -

Kerusuhan di Port Moresby, Papua Nugini memasuki hari kedua. Pemerintah setempat mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari. Diketahui kerusuhan dipicu perselisihan gaji tentara dan polisi Papua Nugini, yang berlanjut pada aksi unjuk rasa anarkis.

"Hari ini kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," ucap Perdana Menteri Papua Nugini James Marape dalam pengumumannya, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024).

Marape mengumumkan lebih dari 1.000 tentara siaga untuk 'turun tangan' jika kondisi semakin darurat. Pengerahan militer berdasarkan keputusan pemberlakuan keadaan darurat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerusuhan diketahui tak hanya terjadi di Port Moresby, tetapi juga di Kota Lae yang berjarak sekitar 300 kilometer sebelah utara Ibu Kota. Kerusuhan di Lae terjadi dalam hitungan beberapa jam, usai Port Moresby.

Pasukan pertahanan, sebut Marape, bisa melakukan intervensi untuk mengatasi situasi apa pun yang mungkin muncul di masa depan. Pengerahan militer didasari analisis masyarakat tak puas dan tetap merusuh meski pemerintah telah berjanji memperbaiki kesalahan dalam pemotongan gaji.

ADVERTISEMENT

4 Kepala Departemen Dinonaktifkan

Marape menyebut ada empat kepala departemen yang terlibat dalam masalah pemotongan gaji itu. Pertama Komisioner Kepolisian, kedua Kepala Personalia.

Ketiga yakni Kepala Keuangan. Dan terakhir adalah Kepala Perbendaharaan. Keempat kepala departemen itu telah dinonaktifkan selama 14 hari.

15 Orang Tewas, 31 Luka-luka

Komisioner Kepolisian Papua Nugini David Manning, dalam pernyataan pada Kamis (11/1) waktu setempat, melaporkan 15 orang tewas. Korban tewas merupakan total dari korban kerusuhan di Port Moresby dan Lae.

Sementara itu rumah sakit terbesar di Port Moresby melaporkan ada 25 orang mengalami luka tembak. Pihak rumah sakit juga menuturkan ada enam orang lainnya yang luka akibat serangan pisau.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Seperti diketahui, kerusuhan terjadi saat massa mulai membakar mobil polisi di luar kantor Marape. Dilansir AFP, Rabu (10/1), awalnya para tentara, personel kepolisian dan para staf penjara setempat menggelar unjuk rasa damai pada pagi hari setelah menyadari gaji mereka dipotong tanpa penjelasan.

Namun pada Rabu sore waktu setempat, kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby. Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan massa menjarah toko-toko dan para personel kepolisian berusaha memulihkan ketertiban.

"Sangat disayangkan situasinya menjadi seperti ini, sangat tidak beralasan. Tapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengendalikan situasi di kota ini," ucap Manning dalam pernyataannya.

Papua New Guineas Prime Minister James Marape reacts as he speaks during an interview in Sydney on December 11, 2023. (Photo by DAVID GRAY / AFP)Foto: Perdana Menteri Papua Nugini, James Marape. (AFP/DAVID GRAY)

Video Massa Hendak Terobos Gerbang Kantor PM Beredar

Beberapa rekaman video menunjukkan massa yang merusuh juga berupaya menghancurkan rantai pada gerbang keamanan di luar kompleks kantor PM Papua Nugini James Marape. Rantai gerbang akhirnya berhasil melepaskan rantai tersebut.

Namun, menurut koresponden AFP di lokasi, massa gagal membakar pos penjagaan. Massa akhirnya membakar sebuah SUV berwarna putih milik kepolisian yang diparkirkan di luar kompleks.

Hingga saat ini tdak diketahui secara jelas apakah kerusuhan yang terjadi ini ada kaitannya dengan para personel pasukan keamanan yang menggelar unjuk rasa sebelumnya. Namun seorang koresponden AFP yang berbasis di Port Moresby menyebut gabungan polisi, tentara dan warga sipil diduga terlibat dalam kerusuhan.

Mendagri Papua Nugini Sebut Pemotong Gaji Tak Sengaja

Menteri Keamanan Dalam Negeri (Mendagri) Papua Nugini Peter Tsiamalili mengatakan pemotongan gaji sebagai kesalahan yang tidak disengaja. Dia berjanji untuk segera memperbaikinya.

"Saya ingin mengapresiasi Anda semua hari ini," ucap Tsiamalili dalam pidato perdamaian untuk para demonstran sebelum kerusuhan pecah.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Tsiamalili juga telah menyampaikan akan memastikan kesejahteraan aparat. "Saya hanya ingin sekali lagi memastikan kepada semua polisi kita, bahwa saya ada di sini untuk memastikan kesejahteraan Anda terpenuhi," tegasnya.

Polisi Sempat Mogok Kerja

Marape, dalam konferensi pers pada Kamis (11/1) waktu setempat, mengatakan ketegangan di ibu kota mereda. Dia menuturkan personel kepolisian tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban.

"Polisi tidak bekerja kemarin di kota ini, dan orang-orang melakukan pelanggaran hukum. Tidak semua orang, tapi di bagian tertentu di kota kita," ucapnya.

Para personel Kepolisian Papua Nugini juga melakukan aksi mogok kerja pada Rabu (10/1) pagi waktu setempat setelah mengetahui gaji mereka dipotong.

People run with merchandise as crowds leave shops with looted goods amid a state of unrest in Port Moresby on January 10, 2024. A festering pay dispute involving Papua New Guinea's security forces on January 10 sparked angry protests in the capital, where a crowd torched a police car outside the prime minister's office. By Wednesday afternoon pockets of unrest had spread through the capital Port Moresby, with video clips on social media showing crowds looting shops and stretched police scrambling to restore order. (Photo by Andrew KUTAN / AFP)Foto: Warga Papua Nugini melakukan penjarahan toko-toko yang ditinggalkan karena kerusuhan pada Rabu, 10 Januari 2024. (AFP/ANDREW KUTAN)

Pemerintah Papua Nugini merilis pesan via media sosial yang menyangkal adanya pajak baru yang dikenakan pada para personel keamanan.

Kedubes China Protes Toko Warganya Dijarah

Pemerintah China mengajukan protes keras terhadap pemerintah Papua Nugini setelah sejumlah pertokoan milik warganya diserang dan dijarah saat kerusuhan pecah di ibu kota negara tersebut. Beijing juga mengimbau setiap warga negaranya di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kedutaan Besar China di Papua Nugini telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak Papua Nugini atas serangan terhadap toko-toko warga China," demikian pernyataan Kedutaan Besar China yang dirilis via WeChat, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1).

Disebutkan bahwa sejumlah warga China mengalami luka-luka dalam kerusuhan di Port Moresby, namun jumlah pastinya tidak disebut lebih lanjut.

Otoritas Beijing juga menyerukan kepada pemerintah Papua Nugini untuk mengambil langkah-langkah demi menjamin keselamatan warga negara China dan bisnis mereka di negara tersebut. Diserukan juga agar Papua Nugini menghukum berat para pelakunya.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Dalam imbauan yang dirilis pada Kamis (11/1) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kedutaan Besar China mengimbau setiap warga negaranya dan organisasi di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat tindakan pencegahan keamanan.

"Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini untuk memperhatikan secara saksama situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, tidak keluar rumah kecuali diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi," demikian bunyi imbauan Kedutaan Besar China tersebut.

PM Papua Nugini Janji Tindak Tegas Provokator dan Pelaku Pidana

Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape menjanjikan tindak tegas setiap pelanggaran hukum yang terjadi saat kerusuhan menyelimuti negaranya. Marape menegaskan bahwa para pelanggar hukum tidak akan ditoleransi.

Marape dalam pernyataannya menanggapi situasi terkini di negaranya, dan menyampaikan permohonan maaf kepada rakyatnya. Dia juga menegaskan bahwa melonjaknya pelanggaran hukum tidak akan ditoleransi.

People gather near a building, amid reports of widespread looting and arson as police and the public sector protest over a pay cut that officials blamed on an administrative glitch, in Port Moresby, Papua New Guinea, January 10, 2024, in this screengrab obtained from a video. Mackenzie Waide/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT.Foto: Potret udara kerusuhan di Papua Nugini. (Mackenzie Waide/via REUTERS)

"Saya ingin berbicara hari ini, berbicara kepada masyarakat, dan berbicara kepada negara. Ini adalah negara Anda dan juga negara saya," tegas Marape saat berbicara dalam konferensi pers, seperti dilansir AFP, Kamis (11/1).

"Melanggar hukum tidak akan mencapai hasil tertentu," imbuh dia.

Dalam pernyataannya, Marape menyebut kerusuhan terburuk telah mereda pada Kamis (11/1) pagi waktu setempat. Namun dia mengakui ketegangan masih terasa di beberapa bagian wilayah Port Moresby.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads