Seperti diketahui, kerusuhan terjadi saat massa mulai membakar mobil polisi di luar kantor Marape. Dilansir AFP, Rabu (10/1), awalnya para tentara, personel kepolisian dan para staf penjara setempat menggelar unjuk rasa damai pada pagi hari setelah menyadari gaji mereka dipotong tanpa penjelasan.
Namun pada Rabu sore waktu setempat, kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby. Sejumlah video yang beredar di media sosial menunjukkan massa menjarah toko-toko dan para personel kepolisian berusaha memulihkan ketertiban.
"Sangat disayangkan situasinya menjadi seperti ini, sangat tidak beralasan. Tapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk mengendalikan situasi di kota ini," ucap Manning dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Video Massa Hendak Terobos Gerbang Kantor PM Beredar
Beberapa rekaman video menunjukkan massa yang merusuh juga berupaya menghancurkan rantai pada gerbang keamanan di luar kompleks kantor PM Papua Nugini James Marape. Rantai gerbang akhirnya berhasil melepaskan rantai tersebut.
Namun, menurut koresponden AFP di lokasi, massa gagal membakar pos penjagaan. Massa akhirnya membakar sebuah SUV berwarna putih milik kepolisian yang diparkirkan di luar kompleks.
Hingga saat ini tdak diketahui secara jelas apakah kerusuhan yang terjadi ini ada kaitannya dengan para personel pasukan keamanan yang menggelar unjuk rasa sebelumnya. Namun seorang koresponden AFP yang berbasis di Port Moresby menyebut gabungan polisi, tentara dan warga sipil diduga terlibat dalam kerusuhan.
Mendagri Papua Nugini Sebut Pemotong Gaji Tak Sengaja
Menteri Keamanan Dalam Negeri (Mendagri) Papua Nugini Peter Tsiamalili mengatakan pemotongan gaji sebagai kesalahan yang tidak disengaja. Dia berjanji untuk segera memperbaikinya.
"Saya ingin mengapresiasi Anda semua hari ini," ucap Tsiamalili dalam pidato perdamaian untuk para demonstran sebelum kerusuhan pecah.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.