Dalam imbauan yang dirilis pada Kamis (11/1) waktu setempat, seperti dilansir Reuters, Kedutaan Besar China mengimbau setiap warga negaranya dan organisasi di Papua Nugini untuk meningkatkan kewaspadaan dan memperkuat tindakan pencegahan keamanan.
"Kedutaan Besar China di Papua Nugini sekali lagi mengingatkan warga negara dan institusi China di Papua Nugini untuk memperhatikan secara saksama situasi keamanan setempat, memperkuat tindakan pencegahan keamanan, tidak keluar rumah kecuali diperlukan, menjauhi keramaian dan memastikan keselamatan pribadi," demikian bunyi imbauan Kedutaan Besar China tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusuhan di Papua Nugini itu diawali oleh unjuk rasa damai yang dilakukan para personel kepolisian, tentara dan para staf sektor publik untuk memprotes pemotongan gaji secara tiba-tiba, dan tanpa penjelasan. Kerusuhan pecah dan menyebar hingga ke seluruh wilayah Port Moresby pada Rabu (10/1) sore.
Tayangan televisi setempat menunjukkan ribuan orang memenuhi jalanan Port Moresby, dengan banyak di antara mereka melakukan penjarahan dan membawa barang-barang dari pertokoan setempat. Laporan koresponden AFP yang ada di lokasi menyebut membakar sebuah SUV berwarna putih milik polisi yang diparkir di luar kompleks kantor Perdana Menteri (PM) Papua Nugini.
PM Papua Nugini, James Marape, dalam konferensi pers pada Kamis (11/1) waktu setempat mengatakan bahwa ketegangan di ibu kota telah mereda, dan personel kepolisian tambahan dikerahkan untuk menjaga ketertiban.
Pemerintah Papua Nugini, dalam penjelasannya, menyebut pemotongan gaji itu merupakan kesalahan yang tidak disengaja dan berjanji untuk segera memperbaikinya.
(nvc/idh)