Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

Ekuador Makin Mencekam, Jalanan Kosong karena Warga Takut Keluar Rumah

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 11 Jan 2024 09:54 WIB
Members of the Armed Forces patrol a street during an operation to protect civil security in Quito, on January 10, 2024. Ecuadors president Daniel Noboa gave orders on Tuesday to
Tentara Ekuador berjaga di jalanan selama keadaan darurat berlangsung (AFP/STRINGER)
Quito -

Hanya sedikit warga Ekuador yang berkeliaran di jalanan saat situasi mencekam menyelimuti negara tersebut saat keadaan darurat berlangsung dan geng-geng kriminal menebar teror. Sebagian besar ruas jalanan di kota-kota yang ada di negara itu sepi, dengan tentara-tentara bersenjata lengkap berjaga di setiap sudut.

Seperti dilansir AFP, Kamis (11/1/2024), situasi tegang dan mencekam menyelimuti Ekuador sejak Senin (8/1) waktu setempat setelah gembong narkoba dan gangster terkemuka Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara. Fito merupakan pemimpin geng kriminal terbesar di Ekuador, Los Choneros.

Presiden Daniel Noboa, dalam responsnya, langsung memberlakukan keadaan darurat dan menerapkan jam malam secara nasional. Untuk kurun waktu 60 hari ke depan, para personel militer Ekuador dikerahkan ke berbagai kota untuk menjaga keamanan selama keadaan darurat berlangsung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kaburnya Fito dan penetapan keadaan darurat memicu respons geng-geng kriminal setempat, yang menyulut kerusuhan di penjara-penjara, menyandera puluhan sipil penjara, menyerbu studio televisi dan melepas tembakan saat siaran langsung, memicu ledakan di tempat umum, dan menculik tujuh personel kepolisian.

Bahkan ada ancaman eksekusi acak terhadap orang-orang yang ditemui di jalanan pada malam hari.

ADVERTISEMENT

Sedikitnya 14 orang dilaporkan tewas akibat rentetan tindak kekerasan yang marak di Ekuador sejak keadaan darurat diberlakukan.

Kehadiran militer dalam jumlah besar terpantau di ibu kota Quito. Namun warga setempat, salah satunya Rocio Guzman (54) yang memiliki toko, menuturkan bahwa situasi tetap mencekam dengan suara baku tembak di dekat tempat usahanya masih terngiang di kepalanya.

"Orang-orang menutup usahanya dan berlari," tuturnya. "Semuanya tutup, pada pukul 20.00 malam tidak ada apa-apa: tidak ada mobil, tidak ada bisnis yang buka," ucap Guzman.

Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Cerita Horor Geng Narkoba Sandera-Ancam Bunuh Jurnalis Ekuador

[Gambas:Video 20detik]




Di kota pelabuhan Guayaquil yang merupakan lokasi Fito kabur dari penjara, kebanyakan hotel, perkantoran dan pertokoan juga tutup. Hanya sedikit pejalan kaki yang terlihat berkeliaran pada Rabu (10/1) waktu setempat, namun mereka terlalu takut untuk berbicara kepada wartawan AFP di lokasi.

Di banyak area di kota itu, kehadiran personel kepolisian jauh lebih banyak dari para pedagang yang biasanya ramai menjajakan dagangan mereka.

Sementara itu, kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah setempat dialihkan via online sejak Rabu (10/1) waktu setempat. Kebanyakan perusahaan juga mengimbau para karyawannya untuk bekerja dari rumah selama keadaan darurat berlangsung.

Ekuador yang merupakan negara kecil di Amerika Selatan ini terjerumus ke dalam krisis setelah kendali kartel transnasional, yang menggunakan pelabuhan di negara itu untuk menyalurkan kokain ke Amerika Serikat dan Eropa, meningkat selama beberapa tahun terakhir.

Halaman 2 dari 2
(nvc/zap)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads