Korea Utara (Korut) lagi-lagi menembakkan rentetan peluru artileri dari wilayahnya ke dekat pulau perbatasan Korea Selatan (Korsel). Lebih dari 60 peluru artileri dilaporkan telah ditembakkan oleh Pyongyang ke dekat Pulau Yeonpyeong pada Sabtu (6/1) sore waktu setempat.
Ini merupakan kedua kalinya dalam dua hari terakhir, Korut menembakkan rentetan peluru artileri ke negara tetangganya. Pada Jumat (5/1) waktu setempat. Pyongyang memancing amarah Seoul dengan menembakkan lebih dari 200 peluru artileri ke wilayah perbatasan maritim kedua negara.
Seperti dilansir AFP dan kantor berita Yonhap, Sabtu (6/1/2024), Kepala Staf Gabungan militer Korsel menyatakan pihaknya kembali mendeteksi aktivitas tembakan artileri di area pesisir barat daya Korut selama satu jam, sejak Sabtu (6/1) sore pukul 16.00 waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rentetan peluru artileri Korut itu dilaporkan terjatuh ke perairan lepas pantai barat negara tersebut.
"Pasukan Korea Utara melancarkan tembakan artileri dengan lebih dari 60 peluru dari wilayah barat laut Pulau Yeonpyeong pada hari ini, antara pukul 16.00 waktu setempat hingga pukul 17.00 waktu setempat," demikian pernyataan terbaru Kepala Staf Gabungan militer Korsel.
Dalam pernyataannya, Kepala Staf Gabungan militer Korsel kembali memperingatkan Korut untuk menghentikan aksi semacam itu.
Belum ada pernyataan resmi Korut terkait laporan tembakan peluru artileri tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Dalam tanggapannya, Kementerian Pertahanan Korsel menyebut tindakan Korut itu sebagai "aksi provokatif yang mengancam perdamaian di Semenanjung Korea" dan mendesak Korut untuk "segera menghentikan aksi ini".
Seoul juga memperingatkan bahwa pihaknya akan mengambil "langkah-langkah yang tepat" sebagai respons atas aksi Pyongyang tersebut.
Rentetan peluru artileri Korut itu jatuh ke zona penyangga di lautan lepas, namun perintah evakuasi dikeluarkan untuk penduduk yang tinggal di pulau-pulau tersebut.
Marinir Korsel juga menggelar latihan tembak langsung dengan peluru artileri jenis howitzer self-propelled K9 di Pulau Yeonpyeong, untuk merespons tembakan artileri Korut. Latihan itu menandai latihan pertama di pulau perbatasan tersebut sejak Korsel dan Korut membatalkan perjanjian militer pada November tahun lalu.
Korut terakhir kali menembakkan peluru artileri ke zona penyangga maritim di Laut Timur pada 6 Desember 2022. Sementara pada November 2010 lalu, Pyongyang menembakkan 170 peluru artileri ke pulau Yeonpyeong hingga menewaskan empat orang, termasuk dua warga sipil.