Pemerintah Jerman menyerukan warganya untuk segera meninggalkan Lebanon. Jerman mengingatkan bahwa perluasan perang Israel-Hamas tidak dapat dikesampingkan setelah serangan drone di Beirut, ibu kota Lebanon, menewaskan seorang pemimpin senior Hamas.
"Semua warga negara Jerman, yang masih berada di Lebanon, diminta untuk mendaftar pada daftar kesiapan krisis ELEFAND dan meninggalkan negara itu secepat mungkin," tulis Kementerian Luar Negeri Jerman di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Dilansir kantor berita AFP, Kamis (4/1/2024), peringatan itu muncul setelah pertemuan unit krisis pemerintah Jerman pada hari Rabu (3/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Situasi yang semakin memburuk dan perluasan konflik tidak dapat dikesampingkan, terutama mengingat terbunuhnya Saleh al-Aruri", orang nomor dua politik Hamas di Beirut pada hari Selasa, tulis kementerian tersebut.
"Hal ini terutama berlaku di bagian selatan Lebanon, hingga dan termasuk wilayah perkotaan selatan Beirut."
Meskipun Israel tidak membuat klaim, sumber-sumber keamanan Hamas, Hizbullah dan Lebanon menyalahkan Israel atas pembunuhan al-Aruri (57), yang merupakan salah satu pendiri sayap militer Hamas.
Kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon, yang didukung Iran, telah berjanji untuk membalas serangan Israel atas serangan drone di basis Muslim Syiah di Beirut selatan tersebut. Hasan Nasrallah selaku pemimpin Hizbullah menegaskan pembunuhan pemimpin senior Hamas, Saleh al-Arouri, "tidak akan dibiarkan begitu saja".
Nasrallah menggambarkan kematian Arouri sebagai "kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa kita diamkan".
Lihat juga Video: Momen Bos VW Dilempari Kue oleh Aktivis Pro-Uyghur
Dia menambahkan bahwa jika Israel mengobarkan perang terhadap Lebanon, Hizbullah akan merespons "tanpa langit-langit, tidak ada aturan".
"Kami tidak takut perang," cetus Nasrallah dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Mereka yang berpikir untuk berperang dengan kami akan menyesalinya. Perang dengan kami akan memakan biaya yang sangat besar."
Dia sebelumnya mengatakan bahwa setiap pembunuhan di Lebanon akan menjadi garis merah.
Hizbullah seperti sekutunya, Hamas dianggap sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan lainnya. Kelompok itu merupakan kekuatan politik dan militer terbesar di Lebanon dan memiliki menteri di pemerintahan negara tersebut.
Sebelumnya, pemerintah Jerman telah mengeluarkan peringatan untuk tidak melakukan perjalanan ke Lebanon pada bulan Oktober lalu, setelah pecahnya perang Israel-Hamas.