Amerika Serikat (AS) menyatakan pasukannya melancarkan serangan balasan terhadap tiga lokasi yang digunakan oleh pasukan milisi pro-Iran di wilayah Irak, setelah serangan sebelumnya melukai tiga personel militer AS di negara tersebut.
Satu anggota pasukan pro-Iran di Irak tewas dan 24 orang lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan yang terjadi pada Selasa (26/12) waktu setempat. Demikian seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (26/12/2023).
Washington telah berulang kali menargetkan lokasi-lokasi yang digunakan oleh pasukan Iran dan kelompok proxy-nya di wilayah Irak dan Suriah, sebagai respons atas puluhan serangan yang menargetkan pasukan AS dan sekutunya di wilayah tersebut sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri Irak, yang enggan disebut namanya, menyebut serangan itu menargetkan area Hashed al-Shaabi di pusat kota Hilla, salah satu dari dua lokasi yang menjadi target serangan di Provinsi Babilonia.
Menurut pejabat itu, satu orang tewas dan 20 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan di area tersebut. Empat orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan di Provinsi Wassit. Dua sumber keamanan di Babylon dan Wassit memberikan informasi yang sama.
Beberapa jam sebelumnya, AS mengatakan pasukannya melancarkan serangan terhadap tiga lokasi yang digunakan kelompok pro-Iran di wilayah Irak. Serangan itu disebut sebagai respons atas serentetan serangan yang melanda pasukan militer AS di negara tersebut.
"Pasukan militer AS melancarkan serangan yang diperlukan dan proporsional terhadap tiga fasilitas yang digunakan oleh Kataeb Hizbullah dan kelompok afiliasinya di Irak," sebut Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
"Serangan presisi ini adalah respons terhadap rentetan serangan terhadap para personel AS di Irak dan Suriah oleh milisi yang disponsori Iran, termasuk serangan oleh Kataeb Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran dan kelompok afiliasinya di Pangkalan Udara Arbil," ujar Austin.
Serangan di Arbil yang terjadi pada Senin (25/12) waktu setempat itu, menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson, telah melukai tiga personel militer AS. Salah satu personel militer AS itu kini dalam kondisi kritis.
Disebutkan juga dalam pernyataan Austin bahwa Presiden Joe Biden mengarahkan serangan itu via percakapan telepon dengan Austin dan jajaran pejabat keamanan nasional AS lainnya, setelah memerintahkan Departemen Pertahanan AS mempersiapkan respons.
"(Biden) Tidak menempatkan prioritas lebih tinggi daripada perlindungan para personel Amerika yang berada dalam bahaya. Amerika Serikat akan bertindak pada waktu dan dengan cara yang kami pilih jika serangan ini terus berlanjut," imbuh pernyataan tersebut.
Penghitungan para pejabat militer AS menyebut sedikitnya 103 serangan melanda para personel militer AS di Irak dan Suriah sejak 17 Oktober lalu. Kebanyakan serangan itu diklaim oleh Perlawanan Islam di Irak, yang menentang dukungan Washington terhadap Israel dalam perang melawan Hamas di Jalur Gaza.