Momen Natal dan Pesan Perdamaian Paus Fransiskus untuk Gaza

Momen Natal dan Pesan Perdamaian Paus Fransiskus untuk Gaza

Haris Fadhil, Yulida Medistiara - detikNews
Senin, 25 Des 2023 22:13 WIB
Dunia Hari Ini: Paus Fransiskus Setujui Pemberkatan Pasangan Sesama Jenis Kelamin
Foto: Paus Fransiskus (ABC Australia)
Jakarta -

Paus Fransiskus menyampaikan pesan perdamaian dalam misa Malam Natal ketika memulai perayaan Natal global. Hal itu disampaikannya ketika perang Israel terhadap Hamas dan invasi Rusia ke Ukraina membayangi salah satu hari libur favorit dunia.

Dilansir AFP, Senin (25/12/2023), Paus Fransiskus pada misa Malam Natalnya mengaku memikirkan warga sipil yang menderita akibat perang.

"Memikirkan orang-orang 'yang menderita akibat perang -- kami memikirkan Palestina, Israel, Ukraina'," kata Paus memberikan nada muram dalam misa Malam Natalnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malam ini, hati kita berada di Betlehem, di mana Pangeran Perdamaian sekali lagi ditolak oleh logika perang yang sia-sia, oleh bentrokan senjata yang bahkan hingga saat ini menghalangi dia untuk mendapatkan ruang di dunia," kata Paus.

Kota Bethlehem berada di Tepi Barat yang diduduki, tempat umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus dilahirkan di sebuah kandang lebih dari 2.000 tahun yang lalu. Kota Bethlehem secara efektif membatalkan perayaan Natal tahunan yang biasanya menarik ribuan wisatawan.

ADVERTISEMENT

Kota ini tidak lagi menggunakan pohon Natal raksasa, marching band yang semarak, dan hanya memilih beberapa lampu yang meriah.

Di pusat kota, sebuah bendera Palestina berukuran besar telah dikibarkan dengan spanduk bertuliskan "Lonceng Betlehem berbunyi untuk gencatan senjata di Gaza".

Seorang warga mengaku sulit merayakan Natal ketika banyaknya korban tewas.

"Banyak orang yang mati demi tanah ini," kata Nicole Najjar, seorang siswa berusia 18 tahun.

"Sangat sulit untuk merayakannya ketika rakyat kita sedang sekarat," kata Nicole.

Patriark Latin Yerusalem, Pierbattista Pizzaballa, mengatakan pihaknya tidak hanya berdoa untuk adanya gencatan senjata, tetapi untuk menghentikan permusuhan tersebut.

"Kami di sini untuk berdoa dan meminta tidak hanya gencatan senjata, gencatan senjata saja tidak cukup, kami harus menghentikan permusuhan ini dan membalik halaman karena kekerasan hanya menghasilkan kekerasan," kata Pizzaballa.

Sementara itu, Suster Nabila Salah dari Gereja Suci Katolik di Gaza --menurut Patriarkat Latin Yerusalem-- mengatakan kepada AFP "semua perayaan Natal telah dibatalkan". Diketahui gereja tersebut merupakan tempat dua wanita Kristen dibunuh oleh penembak jitu Israel awal bulan ini.

"Bagaimana kita merayakannya ketika kita... mendengar suara tank dan bombardir, bukannya bunyi bel?" ujarnya.

Di Suriah, gereja-gereja membatasi perayaannya hanya pada doa solidaritas terhadap rakyat Palestina.

Diketahui, serangan Hamas pada 7 Oktober menyebabkan sekitar 1.140 orang tewas di Israel, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi terbaru Israel. Sementara 250 orang disandera militan Palestina, 129 di antaranya, menurut Israel, masih berada di Gaza.

Israel membalas dengan pemboman berkelanjutan dan invasi darat ke Gaza. Sebanyak 20.424 orang tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut jumlah korban terbaru dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

Baca halaman selanjutnya.

Desa Kristen di Tepi Barat Berdoa untuk Perdamaian di Gaza

Keheningan yang tidak biasa terjadi di jalan-jalan Zababdeh, sebuah desa Palestina yang merupakan rumah bagi salah satu komunitas Kristen terbesar di Tepi Barat, Palestina, yang diduduki. Komunitas Kristen di Tepi Barat tidak merayakan Natal saat perang berkecamuk di Gaza.

Dilansir AFP, Senin (25/12/2023), pada Hari Natal lainnya, biasanya umat Kristen Palestina akan berbondong-bondong dari kota-kota sekitarnya untuk menikmati peri lampu dan pasar yang meriah di desa berpenduduk sekitar 5.000 orang.

Tahun ini para anggotanya berdoa untuk perdamaian dan berduka atas kematian. Selain itu umat Kristiani juga khawatir akan kekerasan yang terjadi di wilayah mereka sendiri.

Pada awal Hari Natal, jurnalis AFP mendengar suara tembakan dan sirene di dekat Jenin, kota yang hampir setiap hari menjadi lokasi serangan pasukan Israel.

"Bagaimana kita bisa merayakannya?" kata Nazeria Yousef Deabis, 76, yang telah tinggal di Zababdeh sepanjang hidupnya dan tidak pernah merasakan suasana begitu suram.

Deabis mengatakan tidak ada pohon Natal di rumahnya. Dia mengatakan masyarakat tidak merasa meriah merayakan Natal.

"Masyarakat tidak merasa meriah -mereka kehilangan teman dan kerabat di Gaza," katanya. "Pendudukan (Israel) menghancurkan Jenin dan anak-anak dibunuh secara brutal," katanya.


Warga Bethlehem Tak Gelar Natal Secara Meriah

Perayaan Natal yang biasanya digelar dengan penuh sukacita dan meriah di Betlehem, Tepi Barat, Palestina, tak terlihat tahun ini. Para pemimpin lokal sepakat untuk mengurangi perayaan Natal sebagai bentuk solidaritas untuk warga di Gaza yang digempur oleh Israel.

Dilansir CNN dan Reuters, Minggu (24/12/2023), kota di Tepi Barat yang diduduki Israel itu seharusnya dipenuhi pengunjung. Namun, kota itu terlihat sepi tahun ini

Banyak orang di Betlehem yang mempunyai hubungan dengan Gaza melalui orang-orang tercinta dan teman-teman mereka. Rasa duka juga menimpa warga di kota yang dihormati oleh umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus.

Dekorasi Natal yang dulunya menghiasi lingkungan sekitar telah disingkirkan. Parade dan perayaan keagamaan juga dibatalkan. Di pusat kota, tidak ada pohon Natal yang biasanya dubuat sangat besar di Manger Square.

Bepergian ke Betlehem, sekitar delapan kilometer selatan Yerusalem, biasanya bukan perjalanan yang mudah. Penghalang Tepi Barat yang dibangun Israel membatasi pergerakan, begitu pula berbagai pos pemeriksaan yang menuju ke dalam dan ke luar kota. Keadaan menjadi lebih buruk sejak serangan Hamas.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads