Serangan Israel Tewaskan Jurnalis, Dibiarkan Mati Kehabisan Darah

Serangan Israel Tewaskan Jurnalis, Dibiarkan Mati Kehabisan Darah

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 16 Des 2023 08:51 WIB
Fire and smoke rises during an Israeli army operation in Jenin, West Bank, Wednesday, Dec. 13, 2023. (AP Photo/Majdi Mohammed)
Ilustrasi -- tentara Israel (Foto: AP/Majdi Mohammed)
Jakarta -

Serangan Israel menewaskan seorang jurnalis Al Jazeera dan melukai seorang rekannya di Jalur Gaza pada hari Jumat (15/12) waktu setempat.

Al Jazeera awalnya melaporkan bahwa juru kamera Samer Abu Daqqa dan kepala biro Gaza, Wael Al-Dahdouh terluka di sebuah sekolah di Khan Yunis, di mana mereka terkena "pecahan peluru dari serangan rudal Israel".

Dalam pernyataan berikutnya yang mengutuk militer Israel, Al Jazeera mengaitkan cedera tersebut dengan serangan drone.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah Samer terluka, dia dibiarkan mati kehabisan darah selama lebih dari 5 jam, karena pasukan Israel mencegah ambulans dan petugas penyelamat untuk menjangkaunya, sehingga tidak memberikan perawatan darurat yang sangat dibutuhkan," kata Al Jazeera, seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Sabtu (16/12/2023).

Al-Dahdouh terluka di lengan dan dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis, menurut seorang jurnalis AFP.

ADVERTISEMENT

Dalam laporan terbaru, Al Jazeera mengatakan Al-Dahdouh dapat meninggalkan area serangan untuk mencari bantuan, "tetapi saat dia mencapai ambulans, petugas medis mengatakan mereka tidak dapat kembali ke lokasi serangan karena itu adalah terlalu berbahaya."

Asosiasi Pers Asing meminta militer Israel untuk menyelidiki insiden ini.

"Kami menganggap ini pukulan telak terhadap kebebasan pers yang sudah terbatas di Gaza," katanya dalam sebuah pernyataan.

Menurut kelompok milisi Hamas, serangan pertama menargetkan sebuah sekolah milik badan PBB untuk pengungsi Palestina di Khan Yunis, yang diliput oleh para jurnalis.

Serangan kedua kemudian terjadi yang "sengaja menargetkan para jurnalis", kata Hamas.

Itu adalah "upaya untuk mengintimidasi para jurnalis agar mereka tidak mendokumentasikan pembantaian (Israel) yang dilakukan di Jalur Gaza", cetus Hamas.

Al Jazeera mengatakan mereka menganggap "Israel bertanggung jawab atas serangan sistematis dan pembunuhan jurnalis Al Jazeera dan keluarga mereka".

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis, lebih dari 60 jurnalis dan staf media telah tewas sejak dimulainya perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads