Pemerintah Denmark mengumumkan akan kembali melanjutkan penyaluran bantuan pembangunan untuk Palestina, saat militer Israel terus menggempur Jalur Gaza. Otoritas Kopenhagen sebelumnya menangguhkan bantuan untuk Palestina, beberapa hari setelah kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (12/12/2023), Denmark telah mengalokasikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan senilai 235,5 juta Kroner Denmar (Rp 532 miliar) untuk wilayah-wilayah Palestina pada tahun 2023.
Sekitar 72 juta Kroner Denmark (Rp 162,6 miliar) dari jumlah total bantuan itu belum disalurkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Denmark melanjutkan bantuan pembangunan ke Palestina," ucap Perdana Menteri (PM) Denmark Mette Frederiksen dalam pernyataannya.
Sebelumnya, Kopenhagen pada 10 Oktober lalu melakukan peninjauan ulang untuk "memastikan bahwa tidak ada dana Denmark yang disalahgunakan untuk secara tidak langsung mendukung organisasi teroris yang menyerang Israel".
Frederiksen mengatakan pada Senin (11/12) waktu setempat bahwa "bantuan tersebut bisa dilanjutkan karena Kementerian Luar Negeri Denmark tidak menemukan tanda-tanda penyalahgunaan atau adanya dukungan untuk Hamas atau organisasi teroris lainnya" melalui pendanaan yang diberikan oleh Denmark.
"Pembayaran sekarang akan dimulai," cetus Frederieksen dalam pernyataannya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pernyataannya, Frederiksen juga menyatakan bahwa Denmark telah mengirimkan paket bantuan kemanusiaan luar biasa senilai 125 juta Kroner (Rp 282,5 miliar) Denmark ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober, saat perang antara Israel dan Hamas dimulai.
"Akibat pertempuran sengit di Gaza, sejumlah aktivitas dalam program bantuan Palestina akan disesuaikan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Denmark, sembari menekankan pentingnya memberikan "dukungan tambahan untuk Tepi Barat".
Hamas melancarkan serangan terhadap wilayah Israel bagian selatan dari Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membuat 240 orang lainnya disandera.
Sekitar 137 sandera diperkirakan masih ditahan di Jalur Gaza, setelah puluhan dibebaskan dalam kesepakatan gencatan senjata pada akhir November lalu.
Untuk merespons Hamas, Israel melancarkan serangan tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 18.200 orang. Sebagian besar korban tewas di Jalur Gaza merupakan wanita dan anak-anak.