Qatar yang menjadi mediator dalam perundingan antara Israel dan Hamas, mengatakan pada Minggu (10/12) waktu setempat bahwa upaya-upaya untuk mengamankan gencatan senjata terbaru dan membebaskan lebih banyak sandera sedang berlangsung.
Namun, lanjut Qatar, pengeboman tanpa henti oleh Israel terhadap Jalur Gaza telah 'mempersempit peluang' untuk mencapai hasil yang sukses.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obeida, dalam pernyataannya, menegaskan kelompoknya akan terus bertempur melawan pasukan Israel di Jalur Gaza.
"Kami tidak memiliki pilihan selain melawan penjajah biadab ini di setiap area, jalanan dan gang. Holocaust yang dilakukan musuh bertujuan untuk mematahkan kekuatan perlawanan kami... namun kami bertempur di tanah kami dalam pertempuran suci," sebutnya.
Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv melaporkan bahwa sekitar 1.200 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan itu. Lebih dari 240 orang lainnya disandera Hamas dan ditahan di Jalur Gaza.
Israel merespons serangan Hamas itu dengan gempuran via udara, darat dan laut terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 17.997 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama lebih dari dua bulan terakhir.
Saksikan Live DetikPagi:
(nvc/ita)