Penembakan massal kembali terjadi di Amerika Serikat. Tiga orang tewas dan seorang lainnya terluka parah akibat penembakan di sebuah universitas AS pada hari Rabu (6/12) waktu setempat. Pelakunya ditembak mati oleh polisi.
Insiden di Universitas Nevada, Las Vegas, tidak jauh dari kawasan pusat judi Strip yang ramai dikunjungi turis, merupakan kejadian terbaru di Amerika Serikat, di mana kekerasan bersenjata sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
"Tiga korban dipastikan meninggal," kata Sheriff Las Vegas Kevin McMahill pada konferensi pers, seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan korban keempat terluka parah akibat penembakan tersebut, namun kondisinya kemudian membaik menjadi stabil.
Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan mengecam "tindakan kekerasan senjata mengerikan" yang meneror kampus itu.
Polisi merespons "dalam beberapa menit" terhadap laporan adanya penembak aktif pada pukul 11:45 (19.45 GMT), kata McMahill pada konferensi pers.
Dua petugas "segera terlibat baku tembak dengan tersangka" dan tersangka "tertembak dan meninggal saat itu," kata kepala polisi universitas Adam Garcia.
Peristiwa tersebut bermula saat sedang berlangsungnya pertemuan mahasiswa di luar ruangan.
"Para siswa sedang bermain game dan makan, ada meja yang disiapkan untuk mereka membuat Lego," kata McMahill.
"Jika bukan karena tindakan heroik dari salah satu petugas polisi yang merespons, mungkin akan ada banyak korban jiwa tambahan," imbuhnya.