Militer Israel menyampaikan penyesalan atas serangan yang menewaskan seorang tentara Lebanon di wilayah selatan negara tetangganya itu. Tel Aviv menyatakan pihak militer sedang menyelidiki serangan yang memakan korban jiwa tersebut.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (6/12/2023), pernyataan militer Israel ini disampaikan setelah militer Lebanon sebelumnya melaporkan sedikitnya satu tentaranya tewas dan tiga tentara lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran Israel pada Selasa (5/12) waktu setempat.
"Angkatan Bersenjata Lebanon bukanlah target serangan tersebut," tegas militer Israel dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menyampaikan penyesalannya atas insiden tersebut. Insiden itu sedang ditinjau ulang," imbuh pernyataan tersebut.
Israel dan kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon terlibat serangan lintas perbatasan sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada awal Oktober lalu, antara Tel Aviv dan Hamas. Serangan-serangan lintas perbatasan itu tak jarang memakan korban.
Namun pekan ini, untuk pertama kalinya seorang tentara Lebanon dilaporkan tewas akibat serangan lintas perbatasan tersebut.
Militer Lebanon, dalam pernyataannya, mengumumkan seorang tentaranya yang berpangkat sersan tewas ketika salah satu posisi militer di dekat perbatasan digempur oleh Israel pada Selasa (5/12) waktu setempat.
Simak Video 'Disebut Israel Perkosa Tahanan, Hamas: Untuk Tutupi Perlakuan Baik Kami':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan tentaranya bertindak untuk "membela diri demi menghilangkan ancaman yang telah diidentifikasi dari Lebanon" yang berasal dari "sebuah area peluncuran dan titik pemantauan" yang digunakan oleh Hizbullah.
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, UNIFIL, dalam pernyataannya menyebut itu menjadi kematian tentara Lebanon pertama saat ketegangan meningkat di perbatasan.
Ditekankan juga oleh UNIFIL bahwa tentara Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel.