Namun penilaian militer Israel tahun lalu menyatakan bahwa terlalu dini untuk mengatakan bahwa rencana itu telah disetujui oleh Hamas. Ketika seorang analis intelijen Israel memperingatkan bahwa Hamas telah melakukan latihan sesuai dengan rencana itu, dia diabaikan.
Analis itu, menurut laporan NYT, memperingatkan bahwa rencana serangan itu merupakan 'rencana yang dirancang untuk memulai perang'. Tetapi seorang kolonel Israel yang meninjau penilaiannya menyarankan: "Mari kita menunggu dengan sabar."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan itu tidak mengindikasikan bahwa Hamas kemungkinan besar akan melaksanakan rencana itu dalam waktu dekat. Ditambah, menurut laporan NYT, komunitas intelijen Israel terus meyakini bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar tidak berniat untuk berperang dengan Israel.
NYT dalam laporannya menyamakan kegagalan intelijen Israel dengan apa yang terjadi di Amerika Serikat sebelum tragedi 11 September 2001.
Serangan Hamas menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan membuat lebih dari 240 orang, termasuk warga negara asing, disandera oleh Hamas. Rentetan serangan Israel terhadap Jalur Gaza yang dimaksudkan sebagai respons atas serangan itu dilaporkan telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, sebagian besar juga warga sipil.
Sebelum laporan NYT dirilis, menurut Al Jazeera, media lokal Israel Haaretz juga melaporkan bahwa intelijen militer Israel 'telah memiliki informasi detail' soal dugaan serangan Hamas.
(nvc/ita)