Otoritas Amerika Serikat (AS) telah menangkap tersangka penembakan yang melukai tiga mahasiswa asal Palestina di negara bagian Vermont. Otoritas setempat menduga penembakan ini sebagai aksi kejahatan kebencian.
Seperti dilansir Associated Press, Senin (27/11/2023), para agen dari Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak AS telah menangkap tersangka penembakan yang diidentifikasi bernama Jason J Eaton, yang berusia 48 tahun.
Kepolisian Burlington menyatakan bahwa penangkapan dilakukan saat para agen melakukan penggeledahan di lokasi penembakan yang ada di Burlington, Vermont. Eaton ditangkap pada Minggu (26/11) sore, sekitar pukul 15.38 waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain menangkap Eaton, otoritas setempat juga menggeledah apartemen yang ditinggalinya untuk mengumpulkan bukti-bukti. Eaton diketahui tinggal di gedung apartemen yang terletak di depan lokasi penembakan pada Sabtu (25/11) waktu setempat.
Penembakan yang dilakukan Eaton membuat tiga mahasiswa asal Palestina itu mengalami luka-luka. Kepala Kepolisian Burlington, Jon Murad, menyebut dua korban dalam kondisi stabil, namun satu korban lainnya mengalami 'luka-luka yang jauh lebih serius'.
Murad mengatakan bahwa ketiga mahasiswa itu sedang berjalan kaki menuju ke rumah salah satu kerabat mereka, ketika tiba-tiba mereka dicegat oleh Easton, yang sebelumnya diidentifikasi sebagai seorang pria berkulit putih yang membawa sepucuk pistol.
"Tanpa berbicara, dia (pelaku-red) melepaskan sedikitnya empat peluru dari pistolnya dan diyakini telah melarikan diri," ucap Murad dalam pernyataannya.
"Ketiga korban terkena tembakan, dua orang terkena di bagian torso dan satu orang lainnya terkena di anggota tubuh bagian bawah," tuturnya.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Ketiga pemuda itu diidentifikasi oleh pihak keluarga sebagai Hisham Awartani yang merupakan mahasiswa Brown University di Rhode Island, Kinnan Abdel Hamil yang merupakan mahasiswa Haverford College di Penssylvania, dan Tahseen Ahmed yang merupakan mahasiswa Trinity College di Connecticut.
Dua dari tiga mahasiswa itu sedang berkunjung ke rumah mahasiswa ketiga di Burlington, Vermont, saat masa liburan Thanksgiving di AS, ketika penembakan terjadi pada Sabtu (25/11) waktu setempat.
Dalam pernyataannya, Murad menyebut ketiga korban berusia 20 tahun dan semuanya merupakan keturunan Palestina, dengan dua korban sudah berstatus warga negara AS dan satu korban lainnya berstatus legal resident.
Dia juga menyebutkan bahwa dua korban mengenakan Keffiyeh berwarna hitam-putih, yang menjadi simbol identitas dan perlawanan Palestina, saat penembakan terjadi di dekat kampus Universitas Vermont. Ketiganya juga disebut sedang berbicara dengan bahasa Arab ketika pelaku tiba-tiba menembaki mereka.
Motif penembakan ini, menurut Murad, belum diketahui secara jelas. Dia menyebut belum ada informasi tambahan soal dugaan motif dalam insiden ini.
"Pada saat ini, tidak ada seorangpun yang bisa melihat insiden ini dan tidak mencurigai bahwa itu mungkin merupakan kejahatan yang dimotivasi oleh kebencian. Saya sudah menghubungi mitra-mitra investigasi dan penuntut federal untuk mempersiapkan hal itu jika terbukti," ucapnya.
"Faktanya, saat ini kami belum mengetahui sebanyak yang kami inginkan. Tetapi saya mengimbau masyarakat untuk tidak mengambil kesimpulan berdasarkan pernyataan dari pihak-pihak tidak terlibat, apalagi yang mengetahui lebih sedikit," imbuh Murad dalam pernyataannya.