Otoritas Thailand menyebut sekitar 20 warganya masih disandera oleh Hamas di Jalur Gaza. Hal ini disampaikan setelah 10 sandera asal Thailand dibebaskan oleh Hamas, bersama dengan 13 sandera Israel dan satu sandera asal Filipina pada Jumat (24/11) waktu setempat.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (25/11/2023), Kementerian Luar Negeri Thailand, dalam pernyataan terbaru pada Sabtu (25/11), mengonfirmasi bahwa 10 warganya telah dibebaskan oleh Hamas saat gencatan senjata berlangsung di Jalur Gaza pada Jumat (24/11) waktu setempat.
Pernyataan ini meralat pernyataan Perdana Menteri (PM) Srettha Thavisin yang sebelumnya menyebut 12 sandera Thailand telah dibebaskan Hamas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengonfirmasi bahwa ada total 10 warga negara Thailand yang dibebaskan (bukan 12 orang seperti yang dilaporkan sebelumnya)," tegas pernyataan Kementerian Luar Negeri Thailand.
"Para pejabat Kedutaan Besar Kerajaan Thailand sedang bersama kelompok tersebut dan telah memberitahu kerabat mereka," imbuh pernyataan itu.
Para sandera asal Thailand yang dibebaskan itu terdiri atas sembilan laki-laki dan seorang perempuan, dengan foto yang dirilis Kementerian Luar Negeri Thailand menunjukkan mereka mengenakan jaket warna hijau dan didampingi dokter di sebuah pusat medis di Israel.
Dari Jalur Gaza, mereka dibawa ke Mesir terlebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Israel, sebagaimana disepakati dalam kesepakatan gencatan senjata.
Kementerian Luar Negeri Thailand menyatakan bahwa 10 warganya yang dibebaskan Hamas itu akan dipulangkan setelah 48 jam berada di Pusat Medis Shamir di Israel untuk menjalani pemeriksaan medis. Disebutkan bahwa para pejabat Thailand bersiap memulangkan mereka 'kepada keluarga mereka sesegera mungkin'.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Israel Disebut Bakal Bebaskan 24 Perempuan-15 Remaja Palestina':
Sementara itu, empat dari 10 sandera asal Thailand yang dibebaskan itu belum pernah dikonfirmasi disandera oleh Hamas. Dengan demikian, menurut Kementerian Luar Negeri Thailand, saat ini masih ada sekitar 20 warganya -- di antara sekitar 215 total sandera -- yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Qatar, selaku mediator dalam kesepakatan Israel dan Hamas, telah mengonfirmasi bahwa total 24 sandera -- terdiri atas 13 sandera Israel, 10 sandera Thailand, dan satu sandera Filipina -- telah dibebaskan oleh Hamas pada Jumat (24/11) dan diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza.
Israel, sebut Qatar, juga telah membebaskan 39 tahanan Palestina, yang terdiri atas tahanan perempuan dan anak-anak di bawah umur, dari penjara-penjaranya. Pembebasan para sandera dan tahanan itu merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Pembebasan para sandera Thailand ini, meskipun dilakukan bersamaan pembebasan sandera-sandera Israel, didasarkan pada kesepakatan terpisah yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan Hamas.
Diungkapkan seorang pejabat yang memahami perundingan terpisah itu bahwa perundingan terpisah dilakukan ketika Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand mengunjungi Qatar pada 31 Oktober lalu, yang menghasilkan kesepakatan khusus dengan Hamas untuk membebaskan para sandera asal Thailand.
Kementerian Luar Negeri Thailand berterima kasih kepada Qatar, Israel, Mesir, Iran dan Malaysia, serta Komite Palang Merah Internasional dan 'pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam upaya besar yang berujung pembebasan baru-baru ini'.
Sekitar 30.000 warga Thailand bekerja di Israel, sebagian besar di sektor pertanian, saat Hamas menyerang pada 7 Oktober lalu hingga menewaskan 1.200 orang. Menurut Kementerian Luar Negeri Thailand, sedikitnya 39 warganya tewas dan 19 orang lainnya mengalami luka-luka dalam perang antara Israel dan Hamas.
Lebih dari 8.500 warga Thailand telah dievakuasi dan dipulangkan ke negaranya sejak perang berkecamuk sebulan lalu.