Banyak Korban Sipil Berjatuhan di Gaza, AS Frustrasi dengan Israel

Banyak Korban Sipil Berjatuhan di Gaza, AS Frustrasi dengan Israel

Novi Christiastuti - detikNews
Selasa, 21 Nov 2023 09:59 WIB
Israeli soldiers take part in ground operations, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, at a location given as Gaza in this handout photo released November 7, 2023. Israeli Defence Forces/Handout via REUTERS    THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY
Ilustrasi -- Potret pasukan militer Israel saat melancarkan operasi darat menargetkan Hamas di Gaza (dok. via REUTERS/ISRAEL DEFENSE FORCES)

Pertanda lainnya yang menunjukkan perbedaan pandangan antara AS dan Israel adalah ketika Netanyahu mengklaim Tel Aviv akan memiliki otoritas keamanan atas Jalur Gaza jika perang berakhir. Blinken menegaskan bahwa Washington menentang pendudukan kembali atau pengepungan apa pun terhadap Jalur Gaza.

Pendudukan Israel yang terus berlanjut atas wilayah-wilayah Palestina dan tindak kekerasan yang dilakukan para pemukim Israel di Tepi Barat juga menjadi perdebatan lainnya yang diangkat oleh Blinken dan para pimpinan Pentagon atau Departemen Pertahanan AS saat berdiskusi dengan pemerintah Israel.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baru-baru ini pada Kamis (16/11) pekan lalu, Blinken mengatakan kepada Benny Gantz, anggota kabinet perang Israel, bahwa pemerintahan Netanyahu perlu mengambil 'langkah-langkah tegas untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat, termasuk menghadapi meningkatnya tingkat kekerasan pemukim ekstremis'.

AS Semakin Menekan Israel Soal Operasi Militer di Gaza

ADVERTISEMENT

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin juga semakin menekan Menhan Israel Yoav Gallant soal operasi militer negara Yahudi itu terhadap Jalur Gaza, serta maraknya tindak kekerasan di Tepi Barat.

Al Arabiya meninjau 21 transkrip percakapan telepon antara Austin dan Gallant yang dirilis oleh Pentagon sejak 7 Oktober lalu. Austin juga melakukan kunjungan ke Israel seminggu usai serangan Hamas terjadi.

Dalam empat transkrip pertama, ditambah satu pertemuan tambahan antara Austin dan Gallant di Israel, pihak AS tidak menyinggung soal perlunya melindungi warga sipil atau mematuhi hukum internasional soal perang.

Austin mengatakan kepada Gallant soal pentingnya 'mematuhi hukum perang, termasuk kewajiban perlindungan warga sipil, dan mengatasi krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza' dalam percakapan telepon keduanya pada 14 Oktober lalu.

Kemudian dalam transkrip tanggal 16-20 Oktober, pembahasan soal warga sipil dan perlunya pengiriman bantuan kemanusiaan semakin intens dalam percakapan antara Austin dan Gallant. Namun bahasa yang digunakan AS berubah pada 21 Oktober, ketika Austin 'menegaskan kembali pentingnya melindungi warga sipil'.

Dalam setidaknya 10 percakapan telepon berturut-turut sejak 21 Oktober hingga Rabu (15/11) pekan lalu, Austin terus mengingatkan Gallant soal perlunya melindungi warga sipil selama operasi militer Israel dilancarkan terhadap Jalur Gaza.

Sejumlah sumber yang mengetahui percakapan telepon antara Austin dan Gallant menyebut Menhan AS itu 'berterus terang' dan 'blak-blakan' saat meminta jawaban soal operasi militer Israel dan target-targetnya kepada Menhan Israel. Austin, menurut sumber itu, juga mengkritik Gallant soal maraknya tindak kekerasan oleh para pemukim Israel di Tepi Barat.

Para pejabat AS memperhatikan sedikit perubahan dalam operasi militer Israel baru-baru ini, saat mereka mengatakan berusaha meminimalkan korban jiwa.


(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads