Namun diketahui bahwa kelompok sayap kanan di Jepang pada umumnya tidak dikenal kritis terhadap Israel atau bersifat antisemitisme.
Kepolisian Jepang menolak untuk berkomentar lebih lanjut. Kedutaan Besar Israel di Tokyo juga belum memberikan komentarnya.
Negara-negara di seluruh dunia telah meningkatkan keamanan di sekitar misi diplomatik Israel sejak perang dimulai antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Israel melancarkan pengeboman tanpa henti terhadap Jalur Gaza dan mengerahkan operasi darat untuk menumpas Hamas. Rentetan serangan itu dimaksudkan untuk membalas serangan Hamas, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang di wilayah Israel.
Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 11.500 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Israel. Jumlah korban tewas itu termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 perempuan.
Pekan lalu, Jepang mendukung seruan bersama para Menteri Luar Negeri (Menlu) dari negara-negara G7 untuk diberlakukannya 'jeda kemanusiaan' di Jalur Gaza.
Dalam respons terbaru atas penyerbuan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Shifa di Jalur Gaza, Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan: "Kami merasakan kemarahan kuat atas kerugian besar yang menimpa warga sipil yang tidak bersalah. Serangan terhadap rumah sakit atau warga sipil tidak bisa dibenarkan atas dasar apa pun."
Jepang sebelumnya juga mengecam serangan Hamas terhadap Israel dan menyampaikan 'belasungkawa kepada keluarga yang berduka dan menyampaikan simpati mendalam kepada para korban luka'.
(nvc/idh)