Jumlah korban tewas kembali bertambah di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza yang terpaksa berhenti beroperasi usai kehabisan bahan bakar untuk menjaga generator tetap berfungsi saat perang. Sedikitnya 34 orang, termasuk bayi-bayi prematur, tewas saat dirawat di rumah sakit terbesar yang ada di Jalur Gaza itu.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (14/11/2023), Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas mengumumkan pada Senin (13/11) waktu setempat bahwa jumlah korban tewas di RS Al-Shifa bertambah menjadi 34 orang sejak rumah sakit itu berhenti beroperasi pada akhir pekan lalu.
Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Youssef Abu Rish, secara lebih detail menuturkan bahwa jumlah korban tewas mencakup 27 pasien dewasa dalam perawatan intensif dan tujuh bayi, yang beberapa lahir prematur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah-rumah sakit di wilayah Jalur Gaza bagian utara terpaksa menghentikan operasional mereka karena kekurangan pasokan bahan bakar dan adanya pertempuran sengit di sekitar kompleks rumah sakit, yang tidak jarang memicu kerusakan pada bangunan rumah sakit.
Israel bersikeras menuduh Hamas membangun komando militer di bawah kompleks RS Al-Shifa. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Hamas yang menguasai Jalur Gaza sejak tahun 2007 lalu.
Badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan para dokter yang bertugas di fasilitas-fasilitas medis di Jalur Gaza memperingatkan bahwa kurangnya bahan bakar untuk generator akan bisa memicu banyak korban jiwa, termasuk bayi-bayi yang membutuhkan perawatan khusus.
Para saksi mata melaporkan serangan udara yang intens kembali terjadi, dengan tank-tank dan kendaraan lapis baja berada dalam jarak hanya beberapa meter dari gebang kompleks RS-Al Shifa yang berada di jantung Gaza City -- kota terbesar di Jalur Gaza.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.