Kelompok Hamas membantah klaim Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu soal pihaknya menolak tawaran bahan bakar yang dimaksudkan untuk penggunaan medis di Rumah Sakit (RS) Al-Shifa, yang berhenti beroperasi karena kehabisan bahan bakar, saat perang terus berkecamuk di Jalur Gaza.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (13/11/2023), kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza menegaskan tidak pernah menolak tawaran bahan bakar, yang disebutnya sebanyak 300 liter. dari Israel untuk penggunaan medis di RS Al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di daerah kantong Palestina tersebut.
RS Al-Shifa terpaksa menghentikan operasionalnya sejak akhir pekan setelah kehilangan pasokan bahan bakar, yang diperlukan untuk mendapatkan aliran listrik di tengah perang yang terus berlangsung antara Israel dan Hamas.
Hamas, dalam pernyataannya, menyebut tawaran bahan bakar sebanyak 300 liter dari Israel itu tidak cukup memenuhi kebutuhan rumah sakit tersebut.
"Tawaran tersebut meremehkan rasa sakit dan penderitaan para pasien yang terjebak di dalam tanpa air, makanan, atau listrik. Jumlah ini tidak cukup untuk mengoperasikan generator rumah sakit selama lebih dari tiga puluh menit," sebut Hamas dalam pernyataannya.
Pernyataan itu juga menambahkan bahwa Hamas tidak terkait dengan manajemen RS Al-Shifa.
"(Hamas) Juga bukan bagian dari struktur pengambilan keputusannya. (Rumah sakit) Sepenuhnya tunduk pada otoritas Kementerian Kesehatan Palestina," jelas pernyataan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)