Pemerintah Israel akan memulangkan semua warga Jalur Gaza yang selama ini bekerja di wilayahnya, dalam upaya memutus kontak secara total dengan daerah kantong Palestina tersebut. Pemulangan massal ini diumumkan empat pekan setelah serangan mematikan oleh Hamas yang memicu perang di Jalur Gaza.
"Israel memutus semua kontak dengan Gaza. Tidak akan ada lagi pekerja Palestina dari Gaza," sebut kabinet keamanan Israel dalam pengumumannya, seperti dilansir AFP, Jumat (3/11/2023).
"Para pekerja dari Gaza yang berada di Israel pada hari pecahnya perang akan dipulangkan ke Gaza," imbuh pengumuman yang dirilis pada Kamis (2/11) malam waktu setempat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak disebutkan lebih lanjut soal jumlah pekerja asal Jalur Gaza yang akan dipulangkan oleh Israel.
Sebelum perang antara Israel dan Hamas pecah awal bulan ini, menurut COGAT, otoritas Tel Aviv menerbitkan izin kerja untuk sekitar 18.500 warga Jalur Gaza. COGAT merupakan badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina.
COGAT belum memberikan jawaban saat dimintai informasi soal jumlah warga Jalur Gaza yang bekerja di Israel ketika serangan 7 Oktober terjadi.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Dalam serangan yang tercatat sebagai hari paling mematikan selama 75 tahun sejarah Israel itu, ratusan militan bersenjata menerobos perbatasan dan menyerbu wilayah Israel bagian selatan dengan disertai ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Para pejabat Israel menyebut lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.
Sementara laporan otoritas kesehatan Jalur Gaza menyebut sedikitnya 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel selama nyaris empat pekan terakhir.