Serangan militer Israel di jalur Gaza terus berlanjut. Rumah sakit hingga kamp pengungsi di Gaza dibombardir oleh Israel.
Lebih dari 100 kendaraan militer Israel menyerbu kota Jenin di Tepi Barat bagian utara pada Senin (30/10) dini hari. Empat orang tewas akibat serangan itu dan sebuah rumah sakit setempat mengalami kerusakan.
Seperti dilansir Al Arabiya, laporan kantor berita Palestina WAFA, yang mengutip sejumlah sumber lokal, menyebut lebih dari 100 kendaraan militer Israel menyerbu area Jenin. Drone juga menembak ke segala arah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WAFA menyebut drone-drone itu menembakkan sejumlah rudal ke kamp pengungsi Jenin. WAFA melaporkan, pasukan Israel juga dikerahkan ke sekitar Rumah Sakit Ibnu Sina yang ada di area Jenin.
Disebutkan sebuah buldoser menghancurkan sebagian dinding luar rumah sakit tersebut dan ruas jalanan menuju ke kamp pengungsi Jenin. Toko-toko dan beberapa kendaraan di area tersebut dilaporkan hancur akibat operasi militer Israel.
Keempat korban tewas diidentifikasi oleh WAFA sebagai Amir Abdullah (25), Nawras Ibrahim Bajawi (28), Wiaam Iyad Hanoun (27), dan Mousa Khaled Jabarin (23).
Turki Kutuk Keras Serangan Israel
Pemerintah Turki mengutuk keras serangan Israel yang memicu kerusakan pada Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina yang ada di Jalur Gaza. Serangan itu dianggap pelanggaran jelas terhadap hukum internasional.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (31/10), otoritas Jalur Gaza yang dikuasai Hamas mengumumkan pada awal pekan ini bahwa rumah sakit yang dibangun dengan dana pemerintah Turki itu mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel terhadap area-area sekitarnya.
"Sungguh tidak bisa dipahami serangan semacam itu terjadi mengingat semua informasi yang diperlukan, termasuk koordinat institusi tersebut, yang merupakan satu-satunya rumah sakit kanker di Gaza, telah dibagikan kepada otoritas Israel sebelumnya," tegas Kementerian Luar Negeri Turki dalam pernyataannya.
Para pejabat medis melaporkan serangan udara di sekitar rumah sakit yang ada di Gaza City, termasuk RS al-Shifa, RS al-Quds, dan RS Persahabatan Turki-Palestina, mengalami kerusakan.
Kementerian Kesehatan Gaza, dalam pengumuman pada Senin (30/10) waktu setempat seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, melaporkan RS Persahabatan Turki-Palestina yang secara khusus merawat para pasien kanker di Jalur Gaza rusak parah akibat serangan udara Israel.
"Situasi panik menimpa para pasien kanker dan staf media akibat pengeboman besar-besaran Israel terhadap satu-satunya Rumah Sakit Persahabatan Turki untuk pasien kanker di Jalur Gaza dan kerusakan parah terjadi akibat pendudukan Israel yang berulang kali menargetkan lingkungan sekitar rumah sakit tersebut," tutur Direktur RS Persahabatan Turki-Palestina, Dr Subhi Skaik, dalam pernyataan via Facebook.
"Pendudukan tidak hanya meningkatkan penderitaan dan rasa sakit para pasien kanker dan membuat mereka kehilangan obat-obatan dan melakukan perjalanan untuk berobat ke luar negeri, namun sekarang juga membahayakan nyawa mereka dengan menargetkan lingkungan sekitar rumah sakit," sebutnya.
Lihat juga Video: Pilu Perempuan di Gaza Terpaksa Minum Pil Penunda Menstruasi
Israel Serang Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza
Sebanyak 50 orang dilaporkan tewas usai Israel menyerang kamp pengungsi Jabalia di jalur Gaza utara. Dalam rekaman video yang diperoleh AFP menunjukkan ada 47 mayat ditemukan di rerentuhan. Serangan dari Israel itu menghantam beberapa rumah di kamp tersebut.
"Lebih dari 50 orang tewas dan sekitar 150 orang terluka dan puluhan lainnya tertimbun rerentuhan dalam pembantaian keji Israel yang menargetkan sebagian besar rumah di kamp Jabalia di jalur Gaza utara," kata sebuah pernyataan kementerian seperti dilansir AFP, Rabu (1/11/2023).
Pihak militer Israel juga telah buka suara terkait serangan di Kamp Jabalia. Militer Israel mengatakan serangan itu menargetkan komandan Hamas bernama Ibrahim Biari yang diduga terkait dengan serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
"Penghapusannya dilakukan sebagai bagian dari serangan besar-besaran terhadap teroris dan infrastruktur teror milik Batalyon Jabalia Pusat yang telah mengambil kendali atas bangunan sipil di Kota Gaza," bunyi pernyataan militer Israel.
"Akibat serangan tersebut sejumlah besar teroris yang berada di Biari tewas. Infrastruktur teror bawah tanah yang tertanam di bawah bangunan, yang digunakan oleh teroris, juga runtuh setelah serangan tersebut," sambungnya.
Salah seorang warga Jabalia, Ragheb Aqal, menggambarkan serangan Israel tersebut seperti gempa bumi. Dia mengatakan rumah-rumah di kamp terkubur di bawah rerentuhan usai serangan Israel terjadi.
"Saya pergi dan melihat kehancuran... rumah-rumah terkubur di bawah reruntuhan dan potongan-potongan tubuh serta banyak korban luka dan korban luka," kata pria berusia 41 tahun itu kepada AFP.