Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengakui telah menggempur kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara. Israel membela keputusannya menargetkan kamp pengungsi itu demi menewaskan seorang komandan Hamas, yang diklaim berperan penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober lalu.
Seperti dilansir CNN dan Reuters, Rabu (1/11/2023), sejumlah saksi mata dan para petugas medis di daerah kantong Palestina itu menuturkan serangan Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, merupakan kamp pengungsi terbesar di Jalur Gaza, telah memicu kerusakan besar dan menewaskan banyak orang.
Para pejabat kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 50 warga Palestina tewas akibat serangan di kamp pengungsi Jabalia, dengan sekitar 150 orang lainnya mengalami luka-luka.
Dalam konferensi pers pada Selasa (31/10) malam, juru bicara IDF Letnan Kolonel Jonathan Conricus mengatakan bahwa Israel telah menyerang kamp itu untuk membunuh seorang komandan top Hamas bernama Ibrahim Biari, yang berperan penting dalam serangan 7 Oktober. Conricus mengklaim serangan jet tempur Israel terhadap Jabalia telah menewaskan Biari.
"Dia (Biari-red) sangat penting, bahkan menurut saya, sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan 7 Oktober terhadap Israel dari bagian timur laut Jalur Gaza," sebut Conricus dalam pernyataannya.
"Dia secara aktif mengoordinasikan, mengatur, dan memimpin aktivitas tempur melawan IDF ketika dia menjadi sasaran," ujarnya.
Ditambahkan Conricus bahwa aktivitas Biari dimulai sebelum tahun 2004 ketika dia menjadi 'dalang utama' dalam serangan terhadap Ashdod, Israel, yang menyebabkan tewasnya 13 warga Israel.
Simak Video 'Peringatan WHO soal Bencana Kesehatan Masyarakat di Gaza':
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
(nvc/ita)