Dalam pernyataannya, Obeida juga berjanji akan mengubah Jalur Gaza menjadi 'kuburan' dan 'rawa' bagi pasukan Israel yang menggencarkan operasi darat beberapa waktu terakhir.
Obeida bahkan mengklaim kelompoknya bentrok dengan tentara Israel di sebanyak tiga front berbeda dan mampu 'membunuh dan melukai sejumlah tentara Israel', serta menghancurkan 22 kendaraan militer Israel. Klaim ini tidak bisa diverifikasi secara independen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) menyatakan pihaknya tidak mengetahui adanya laporan serangan oleh Hamas terhadap pasukannya.
Terkait orang-orang yang disandera Hamas, kelompok HAM dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan pembebasan segera. Pemerintah Israel juga dihujani seruan dari keluarga para sandera untuk segera mengamankan pembebasan mereka.
"Hamas dan Jihad Islam melakukan kejahatan perang dengan menyandera sejumlah warga Israel dan lainnya di Gaza. Tidak ada alasan yang bisa membenarkan penyanderaan siapa pun," tegas Human Rights Watch dalam pernyataannya.
Sejauh ini, baru lima sandera yang dibebaskan oleh Hamas, yang sebagian besar terjadi setelah dilakukan negosiasi melalui saluran diplomatik dengan bantuan dari beberapa negara, seperti Qatar dan Mesir. Satu sandera lainnya dibebaskan setelah Israel melancarkan operasi darat ke Jalur Gaza.
(nvc/imk)