Presiden Iran Ebrahim Raisi menyebut aksi pengeboman yang terus dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza telah melanggar 'garis merah'. Raisi juga memperingatkan bahwa situasi di Jalur Gaza 'mungkin memaksa semua orang' untuk bertindak terhadap Israel.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (30/10/2023), Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu, yang menurut para pejabat Tel Aviv, menewaskan lebih dari 1.400 orang yang kebanyakan warga sipil.
Sementara lebih dari 8.000 orang dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza selama lebih dari tiga pekan terakhir. Separuh dari korban tewas di Jalur Gaza adalah anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejahatan rezim Zionis telah melanggar garis merah, dan ini mungkin memaksa semua orang untuk mengambil tindakan," cetus Raisi dalam pernyataan via media sosial X pada Minggu (29/10) waktu setempat.
"Washington (Amerika Serikat-red) meminta kita untuk tidak melakukan apa pun, namun mereka tetap memberikan dukungan luas kepada Israel," sebutnya.
"AS mengirim pesan kepada Poros Perlawanan tapi menerima respons yang jelas di medan perang," ucap Raisi, menggunakan istilah yang sering digunakan oleh para pejabat Iran untuk merujuk pada jaringan kelompok militan regional yang didukung oleh Teheran.
Jaringan ini mencakup organisasi-organisasi seperti kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, kelompok Hizbullah di Lebanon, dan milisi Houthi di Yaman.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Gelombang Dukungan untuk Palestina: Dari Eropa sampai Amerika':
Meskipun tidak jelas apa yang dimaksud oleh Raisi, diketahui bahwa rentetan serangan melanda pasukan AS yang ditempatkan di Irak dan Suriah beberapa waktu terakhir.
Baku tembak antara Hizbullah dan Israel di perbatasan Lebanon juga meningkat sejak perang di Jalur Gaza dimulai.
Iran yang secara finansial dan militer mendukung Hamas, memuji serangan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu sebagai serangan yang 'sukses'. Namun mereka bersikeras menyatakan tidak terlibat dalam serangan Hamas tersebut.