Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengungkapkan pasukan militernya dan sekutunya telah diserang setidaknya 16 kali di wilayah Irak dan Suriah sepanjang bulan ini. Rentetan serangan itu terjadi saat Washington memicu kemarahan regional karena dukungannya untuk serangan udara besar-besaran Israel terhadap Jalur Gaza.
Seperti dilansir Press TV, Jumat (27/10/2023), posisi pasukan militer AS di kawasan Timur Tengah dilanda rentetan serangan saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza. Israel menggempur Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas pada 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon dalam pernyataannya menyebut bahwa 16 kali serangan itu tercatat sejak 17 Oktober, atau 10 hari setelah Israel menggempur Jalur Gaza yang dikuasai Hamas. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 7.000 orang tewas akibat serangan udara Israel sejauh ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasukan AS dan koalisinya telah diserang setidaknya 12 kali secara terpisah di Irak dan empat kali secara terpisah di Suriah," sebut juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder saat berbicara kepada wartawan pada Kamis (26/10) waktu setempat.
Ryder, dalam pernyataannya, mengatakan serangan terbaru terhadap posisi pasukan AS terjadi di wilayah Kurdistan di Irak bagian utara pada Kamis (26/10) waktu setempat. Disebutkan bahwa 'tidak ada korban jiwa' dan terjadi 'sejumlah kerusakan kecil pada infrastruktur' akibat serangan tersebut.
Pentagon juga mengonfirmasi bahwa 19 tentara AS didiagnosis menderita 'cedera otak traumatis' usai serangan-serangan itu.
Serangan tersebut, menurut Ryder, dilancarkan dengan 'kombinasi serangan satu arah melibatkan drone dan roket'. AS sebelumnya menyebut rentetan serangan terhadap pasukannya di Irak dan Suriah itu dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran.
Simak juga Video 'Bentrokan Etnis di Irak, 4 Warga Tewas Ditembak':
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ada sekitar 2.500 tentara AS yang ditempatkan di wilayah Irak dan sekitar 900 tentara AS lainnya yang ditempatkan di wilayah Suriah sebagai bagian dari, apa yang diklaim Washington, sebagai kekuatan tempur melawan Islamic State (ISIS).
AS tetap mempertahankan pasukannya di sana, meskipun negara-negara Arab dan sekutunya berhasil mengalahkan ISIS pada akhir tahun 2017 lalu.
Awal bulan ini, kelompok Kata'ib Hizbullah di Irak mengancam akan menargetkan pangkalan-pangkalan AS di wilayah Irak dan seluruh kawasan jika Washington terus melakukan intervensi dalam perang antara Israel melawan Hamas.