Militer Amerika Serikat (AS) menyerang dua fasilitas di wilayah Suriah bagian timur, yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan kelompok-kelompok afiliasinya. Gempuran ini disebut merespons serangan-serangan yang dilancarkan milisi pro-Iran terhadap posisi militer AS di wilayah Irak dan Suriah.
Seperti dilansir AFP, Jumat (27/10/2023), serangan AS terhadap posisi Garda Revolusi Iran di Suriah itu diungkapkan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dalam pernyataannya pada Kamis (26/10) waktu setempat.
"Serangan pertahanan diri yang presisi ini merupakan respons terhadap serangkaian serangan yang sedang berlangsung dan sebagian besar tidak berhasil, terhadap para personel AS di Irak dan Suriah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran mulai 17 Oktober," kata Austin dalam pernyataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataannya, Austin juga menyebut bahwa seorang kontraktor berkewarganegaraan AS tewas akibat serangan jantung saat serangan milisi pro-Iran terjadi. Sekitar 21 personel militer AS lainnya, ujar Austin, mengalami 'luka-luka ringan, namun semuanya telah kembali bertugas'.
Serangan-serangan di Suriah itu terjadi menyusul peringatan langsung, pada Kamis (26/10) pagi, dari Presiden AS Joe Biden kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei terkait serangan yang melanda posisi AS di kawasan Timur Tengah.
"Ada pesan langsung yang disampaikan. Sejauh itulah yang bisa saya sampaikan," ucap juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby kepada wartawan setempat, namun menolak untuk menjelaskan bagaimana pesan itu disampaikan.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Lihat juga Video: Lima Orang Ditembak Mati di North Carolina AS
Dalam pernyataannya, Austin berusaha menjauhkan serangan terhadap fasilitas Garda Revolusi Iran di Suriah itu dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza selama tiga pekan terakhir.
"Serangan yang dirancang khusus untuk membela diri ini dimaksudkan semata-mata untuk melindungi dan membela para personel AS di Irak dan Suriah," ujarnya.
"Hal-hal itu terpisah dan berbeda dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, dan bukan merupakan perubahan dalam pendekatan kami terhadap konflik Israel-Hamas," tegas Austin.