Marah Besar, Israel Tolak Keluarkan Visa untuk Pejabat PBB

Marah Besar, Israel Tolak Keluarkan Visa untuk Pejabat PBB

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 26 Okt 2023 16:56 WIB
UN Secretary-General Antonio Guterres gestures as he attends a visit in Borodianka, outside Kyiv, on April 28, 2022. - UN Secretary-General Antonio Guterres arrived on April 28, 2022 to the town of Borodianka outside Kyiv where Russian forces were accused of having killed civilians, an AFP journalist on the scene reported. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Sekjen PBB Antonio Guterres (Foto: AFP/SERGEI SUPINSKY)
Jakarta -

Duta Besar (Dubes) Israel untuk PBB Gilad Erdan, mengatakan negaranya akan menolak mengeluarkan visa bagi para pejabat PBB yang berkunjung. Hal ini disampaikan setelah pemerintah Israel berang atas pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres, yang terkesan membenarkan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

"Dikarenakan pernyataannya, kami akan menolak mengeluarkan visa kepada para perwakilan PBB," kata Erdan kepada Radio Angkatan Darat Israel, seperti dikutip The Times of Israel, Kamis (26/10/2023).

"Kami telah menolak visa untuk Wakil Sekretaris Jenderal Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths," ujar Erdan. "Waktunya telah tiba untuk memberi mereka pelajaran," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, saat berpidato di sidang Dewan Keamanan pada hari Selasa (24/10) waktu setempat, Guterres, tanpa menyebut nama Israel, mengutuk "pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan di Gaza."

Menurut Sekjen PBB itu, warga Palestina telah menjadi sasaran pendudukan selama beberapa dekade.

ADVERTISEMENT

"Penting juga untuk menyadari bahwa ada alasan mengapa serangan Hamas terjadi," kata Guterres. "Rakyat Palestina telah mengalami pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun. Mereka menyaksikan tanah mereka terus-menerus dirusak oleh pemukiman dan kekerasan; perekonomian mereka terhambat; orang-orang mereka mengungsi dan rumah mereka dihancurkan," ujarnya.

"Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak bisa membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina. Perang pun ada aturannya," kata pemimpin badan dunia itu dalam pidatonya pada Selasa (24/10) waktu setempat.

Simak Video 'Pernyataan Netanyahu Setelah Ribuan Warga Gaza Tewas: Ini Baru Permulaan':

[Gambas:Video 20detik]



Ucapannya itu membuat marah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen. Sembari menunjuk ke arah Guterres dan meninggikan suaranya, Cohen menceritakan kisah-kisah tentang warga sipil termasuk anak-anak yang tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.

"Mr Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia apa?" cetus Cohen.

Menolak untuk mengaitkan kekerasan Hamas tersebut dengan pendudukan, Cohen mengatakan Israel telah memberikan Gaza kepada Palestina "hingga milimeter terakhir" dengan penarikan mundurnya pada tahun 2005.

Cohen pun membatalkan rencana pertemuannya dengan Guterres.

"Saya tidak akan bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB. Setelah 7 Oktober, tidak ada ruang untuk pendekatan yang seimbang. Hamas harus dimusnahkan dari muka Bumi," tulis Cohen di media sosial.

Halaman 2 dari 2
(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads