Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres angkat bicara setelah pernyataannya membuat marah Israel, yang telah bersumpah akan membalas terhadap badan dunia tersebut. Menurut Guterres, pernyataannya telah disalahtafsirkan.
"Saya terkejut dengan salah tafsir beberapa pernyataan saya kemarin di Dewan Keamanan - seolah-olah saya membenarkan tindakan teror yang dilakukan Hamas," kata Guterres kepada wartawan, tanpa menyebut nama Israel, sebagaimana dikutip kantor berita AFP, Kamis (26/10/2023).
Sebelumnya, saat berpidato di sidang Dewan Keamanan pada hari Selasa (24/10) waktu setempat, Guterres, tanpa menyebut nama Israel, mengutuk "pelanggaran nyata terhadap hukum kemanusiaan internasional yang kita saksikan di Gaza."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penting juga untuk menyadari bahwa serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa," kata Sekjen PBB itu. "Rakyat Palestina telah mengalami pendudukan yang menyesakkan selama 56 tahun. Mereka menyaksikan tanah mereka terus-menerus dirusak oleh pemukiman dan kekerasan; perekonomian mereka terhambat; orang-orang mereka mengungsi dan rumah mereka dihancurkan," ujarnya.
"Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak bisa membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas. Dan serangan mengerikan itu tidak bisa membenarkan hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina. Perang pun ada aturannya," kata pemimpin badan dunia itu dalam pidatonya pada Selasa.
Ucapannya itu membuat marah Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen. Sembari menunjuk ke arah Guterres dan meninggikan suaranya, Cohen menceritakan kisah-kisah tentang warga sipil termasuk anak-anak yang tewas dalam serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
"Mr Sekretaris Jenderal, Anda tinggal di dunia apa?" cetus Cohen.
Lihat Video: Biden Ogah Percaya Jumlah Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
Menolak untuk mengaitkan kekerasan Hamas tersebut dengan pendudukan, Cohen mengatakan Israel telah memberikan Gaza kepada Palestina "hingga milimeter terakhir" dengan penarikan mundurnya pada tahun 2005.
Setelah pernyataannya menuai kemarahan Israel, Guterres mengatakan pada hari Rabu (25/10) waktu setempat, bahwa "penting untuk meluruskan hal ini, terutama untuk menghormati para korban dan keluarga mereka."
"Saya berbicara tentang keluhan rakyat Palestina. Dan dalam melakukan hal ini, saya juga dengan jelas menyatakan, dan saya mengutip: 'Tetapi keluhan rakyat Palestina tidak dapat membenarkan serangan mengerikan yang dilakukan Hamas.'"
Namun, Dubes Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menolak penjelasan tersebut dan meminta Guterres untuk mengundurkan diri. Dia mengatakan bahwa Israel tidak akan lagi "secara otomatis" mengeluarkan visa kepada pejabat-pejabat PBB yang ingin berkunjung. Dia juga menuduh para pejabat lain dari badan dunia tersebut "menyebarkan kebohongan" mengenai situasi tersebut.
"Merupakan aib bagi PBB karena Sekjen PBB tidak menarik kembali kata-katanya dan bahkan tidak bisa meminta maaf atas apa yang dia katakan kemarin," kata Erdan dalam sebuah pernyataan.
"Setiap orang paham betul bahwa maksud dari kata-katanya adalah bahwa Israel bersalah atas tindakan Hamas atau, paling tidak, hal itu menunjukkan pemahamannya atas 'latar belakang ' yang mengarah pada pembantaian itu," cetus Erdan.