Militer Israel telah menyerang lebih dari 400 target di wilayah Jalur Gaza dalam sehari terakhir. Israel mengakui ada beberapa masjid yang menjadi target serangan mereka.
Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (24/10/2023), juru bicara militer Israel Daniel Hagari dalam pernyataan via media sosial X, pada Selasa (24/10) pagi waktu setempat, mengatakan bahwa masjid-masjid itu digunakan oleh Hamas sebagai tempat pertemuan.
Dia juga menyatakan bahwa Israel telah menyerang 'markas operasional' Hamas dan menewaskan tiga wakil komandan Hamas dalam serangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum ada tanggapan dari Hamas terkait klaim Israel menewaskan tiga wakil komandannya itu.
Dalam pernyataannya, Hagari juga menyebut beberapa area yang menjadi target serangan pesawat tempur Israel, mencakup Jabalia yang menjadi lokasi kamp pengungsi Palestina di Jalur Gaza.
Unit pertahanan sipil setempat menuturkan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 30 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas saat kamp pengungsi Jabalia dibom.
Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober lalu, yang dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang. Israel juga memutus pasokan air, listrik, bahan bakar dan makanan untuk Jalur Gaza yang ditinggali 2,3 juta orang tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video '320 Rudal Israel Menghujani Gaza dalam 24 Jam terakhir':
Laporan otoritas kesehatan Gaza, seperti dilansir Al Jazeera, menyebut sedikitnya 5.087 orang tewas -- kebanyakan warga sipil -- akibat serangan udara Israel sejauh ini. Angka itu mencakup 2.055 anak-anak dan 1.119 wanita. Lebih dari 15.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat gempuran di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera di Jalur Gaza.
"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah gencatan senjata kemanusiaan segera, menyelamatkan nyawa warga sipil melalui pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat dan efektif," cetus kepala hak asasi manusia (HAM) PBB Volker Turk dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Selasa (24/10).
"Kekerasan ini tidak akan pernah berakhir kecuali para pemimpin mengambil tindakan berani dan mengambil pilihan manusiawi yang dibutuhkan oleh kemanusiaan," sebutnya.