Presiden Emmanuel Macron, menurut staf senior kepresidenan Prancis kepada wartawan, telah meminta para menterinya untuk 'mewujudkan negara yang tidak kenal belas kasihan untuk semua orang yang menyimpan kebencian dan ideologi teroris'.
Macron kemudian memposting pernyataan via media sosial X yang menyatakan sekolah-sekolah akan tetap menjadi 'benteng' melawan ekstremisme dan menjadi 'tempat perlindungan bagi para siswa dan semua orang yang bekerja di sana'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor kepresidenan Prancis menyatakan Macron akan menghadiri pemakaman guru yang tewas ditikam, yang diidentifikasi sebagai Dominique Bernard (57), pada Kamis (19/10) mendatang.
Penikaman brutal itu semakin meningkatkan kegelisahan masyarakat di Prancis, yang memiliki populasi Muslim dan Yahudi yang besar dan kini dalam kondisi waspada atas tindak kekerasan sejak Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Prancis Gerald Darmanin mengatakan pada Senin (16/10) bahwa sekitar 102 orang telah ditangkap atas tindakan anti-Semitisme atau menyatakan dukungan terhadap terorisme sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
(nvc/ita)