Pemerintah Iran mengingatkan bahwa serangan darat Israel di Jalur Gaza dapat memperluas cakupan konflik tersebut di tempat lain di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian mengadakan pembicaraan dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, seiring pasukan Israel berkumpul di perbatasan dengan Gaza.
"Tidak ada yang bisa menjamin pengendalian situasi dan tidak meluasnya konflik," katanya, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran, dikutip kantor berita AFP, Senin (16/10/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka yang berkepentingan untuk mencegah meluasnya cakupan perang dan krisis, perlu mencegah serangan biadab saat ini...terhadap warga negara dan warga sipil di Gaza," tambahnya.
Amir-Abdollahian juga mengkritik Amerika Serikat, yang memberikan dukungan kepada Israel sejak serangan besar-besaran Hamas pada 7 Oktober, yang menyebabkan 1.400 orang tewas di Israel.
Serangan udara Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 2.300 orang. Di kedua belah pihak, korban jiwa sebagian besar adalah warga sipil.
Di Washington, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengatakan Amerika mengkhawatirkan eskalasi perang, dan kemungkinan Iran - yang merupakan musuh lama Israel dan pendukung Hamas - akan "terlibat langsung".
Israel telah menempatkan pasukan dan tank di perbatasan utara dengan Lebanon, dan menutup zona selebar empat kilometer (2,5 mil) bagi warga sipil setelah terjadi baku tembak mematikan di perbatasan dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran.
Negara-negara Barat yang mendukung Israel telah memperingatkan terhadap dampak konflik regional.
Amerika Serikat telah mengerahkan kapal induk kedua ke wilayah tersebut dalam upaya untuk "mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel", kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Baca juga: Israel Tunda Invasi ke Gaza, karena Apa? |