Pemerintah Inggris menarik keluarga para staf di kedutaan dan konsulatnya di Israel dari negara tersebut, di tengah konflik yang sedang berlangsung.
"Kami untuk sementara menarik keluarga para staf di Kedutaan Besar kami di Tel Aviv dan Konsulat kami di Yerusalem sebagai tindakan pencegahan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris, dikutip kantor berita AFP, Kamis (12/10/2023).
"Kedutaan dan Konsulat kami tetap memiliki staf penuh dan terus memberikan layanan konsuler kepada mereka yang membutuhkan bantuan," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Inggris juga mengeluarkan imbauan bagi warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan apa pun, kecuali perjalanan penting ke Israel.
Sementara itu, militer Israel mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan serangan darat terhadap kelompok Hamas di Jalur Gaza.
Militer Israel telah mengerahkan ratusan ribu tentara ke perbatasan dengan Jalur Gaza, seiring mereka melanjutkan serangan udara yang disebut menargetkan infrastruktur Hamas, komandan dan pusat operasi di daerah kantong Palestina tersebut.
Serangan udara tersebut dilakukan sebagai respons terhadap serangan mendadak pada hari Sabtu (7/10) oleh Hamas, yang menyebabkan lebih dari 1.200 orang tewas di Israel.
Di Gaza, para pejabat melaporkan lebih dari 1.200 orang tewas dalam serangan udara dan artileri Israel secara terus menerus. Sementara PBB mengatakan lebih dari 338.000 orang telah mengungsi.
Simak juga 'Pedemo di Inggris Panjat Tiang Ganti Bendera Israel dengan Palestina':
Presiden AS Joe Biden yang sangat mendukung Israel, telah memperingatkan bahwa Israel harus "beroperasi berdasarkan aturan perang, terlepas dari semua kemarahan dan frustrasi."
Negara-negara NATO juga mengatakan kepada Israel bahwa mereka mendukung negara tersebut setelah serangan Hamas, namun mendesak pasukan Israel untuk merespons secara "proporsional".
Hal itu disampaikan NATO kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant usai memberikan penjelasan kepada rekan-rekannya dari aliansi militer pimpinan Amerika Serikat tersebut melalui tautan video. Ini disampaikan seiring Israel terus membombardir Gaza usai serangan mendadak Hamas ke Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
"Sekretaris Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO mengutuk keras serangan tersebut, dan menambahkan: 'Israel tidak berdiri sendiri'," kata NATO dalam sebuah pernyataan, dikutip kantor berita AFP, Kamis (12/10/2023).
"Sekutu-sekutu menyatakan solidaritasnya dengan Israel, dengan jelas menyatakan bahwa mereka mempunyai hak untuk mempertahankan diri secara proporsional terhadap tindakan teror yang tidak dapat dibenarkan ini," imbuh NATO.
Negara-negara NATO pun "menyerukan Hamas untuk segera membebaskan semua sandera, dan memberikan perlindungan penuh terhadap warga sipil. Sekutu juga memperjelas bahwa tidak ada negara atau organisasi yang boleh mengambil keuntungan dari situasi ini atau memperburuknya."