Satu-satunya pembangkit listrik di Jalur Gaza akan kehabisan bahan bakar dalam waktu 10 hingga 12 jam ke depan. Demikian disampaikan Ketua Otoritas Energi Palestina, Thafer Melhem kepada radio Voice of Palestine pada hari Rabu (11/10/2023).
Dilansir media Al Arabiya, Rabu (11/10/2023), pembangkit listrik tersebut merupakan satu-satunya penyedia listrik saat ini di Gaza, setelah Israel memutus pasokan listrik ke wilayah Palestina itu. Ini berarti, listrik di Gaza akan padam dalam hitungan jam.
Israel memutus pasokan listrik ke Gaza pada hari Senin (9/10) lalu, sebagai bagian dari apa yang mereka sebut sebagai "pengepungan total".
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan bahwa dia telah memerintahkan "pengepungan total" di Jalur Gaza. "Tidak ada listrik, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar," ujarnya.
Langkah ini sebagai tanggapan terhadap serangan besar-besaran kelompok bersenjata Palestina, Hamas ke wilayah Israel pada Sabtu (7/10) lalu.
Dilansir BBC, Rabu (11/10/2023), sekitar 80% orang di Gaza telah bergantung pada bantuan kemanusiaan, bahkan sebelum perang terbaru ini dimulai.
Pada hari Rabu, badan PBB untuk pengungsi Palestina mengatakan bahwa hampir setengah juta orang belum mendapatkan jatah makanan sejak hari Sabtu (7/10) lalu.
Sementara itu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menyatakan bahwa invasi ke Gaza akan segera terjadi. Hal ini disampaikan setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menyatakan pasukan Israel akan melancarkan 'serangan penuh' terhadap Gaza.
Simak Video 'Kecaman Erdogan untuk Israel yang Blokade Total Wilayah Gaza':
(ita/ita)