Kualitas udara di Singapura memasuki kategori tidak sehat pada Sabtu (7/10), ketika otoritas mengingatkan soal kondisi berkabut akibat peningkatan jumlah titik panas (hotspot) di Indonesia.
Pada pukul 14.00 waktu setempat hari Sabtu ini, Indeks Standar Pencemaran atau Pollutant Standards Index (PSI) 24 jam untuk wilayah timur dan tengah Singapura masing-masing adalah 115 dan 106. Badan Lingkungan Hidup Nasional (NEA) menyatakan angka 101-200 sebagai "tidak sehat".
Pemantauan PM2.5 dalam satu jam menunjukkan peningkatan level di wilayah timur (85), tengah (72) dan selatan (66). Angka antara 56 dan 150 dianggap tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya NEA pada Jumat (6/10) malam mengatakan bahwa kualitas udara bisa memasuki kategori tidak sehat pada akhir pekan ini, jika kebakaran hutan terus berlanjut di Indonesia, ditambah dengan arah angin yang tidak mendukung.
Badan Singapura tersebut mencatat adanya "peningkatan signifikan" dalam jumlah hotspot di Sumatra, dengan 212 hotspot terdeteksi pada hari Jumat dibandingkan dengan 65 hotspot pada hari Kamis dan 15 hotspot pada hari Rabu.
"Kepulan asap dan kabut teramati dari citra satelit di wilayah selatan dan tengah Sumatra. Pergeseran singkat arah angin sore ini, dari tenggara ke selatan, meniupkan sebagian kabut tipis ke arah Singapura dan menyebabkan penurunan kualitas udara," kata NEA dalam rilis media, sebagaimana dilansir media Channel News Asia, Sabtu (7/10/2023).
"Ada kemungkinan kabut asap akan mempengaruhi Singapura pada akhir pekan mendatang jika kebakaran terus terjadi dan arah angin tidak mendukung," imbuhnya.
Badan tersebut menambahkan bahwa mereka akan mulai memberikan peringatan kabut asap harian mulai Sabtu malam.
Simak juga Video: Kontribusi Bluebird Kurangi Polusi Udara dengan EV dan CNG
Peringatan kabut asap harian akan mencakup prakiraan PSI 24 jam, yang dapat digunakan oleh masyarakat dalam merencanakan kegiatan dan acara mereka selama 24 jam ke depan.
"Imbauan sebelumnya telah dikeluarkan untuk berbagai sektor termasuk institusi kesehatan, taman kanak-kanak, sekolah dan tempat-tempat kerja untuk mengingatkan mereka agar mengambil langkah-langkah pengelolaan kabut asap yang tepat jika PSI 24 jam memasuki kisaran tidak sehat, terutama untuk melindungi kelompok yang lebih rentan," kata NEA.
Terakhir kali PSI 24 jam lebih tinggi dari 80 adalah pada tahun 2019.
NEA mengatakan pada hari Jumat lalu, bahwa Satuan Tugas Kabut Asap, yang terdiri dari 28 lembaga publik, siap untuk melaksanakan rencana aksi kabut asap masing-masing jika kualitas udara memburuk ke kisaran tidak sehat.