Rentetan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke Israel pada hari Sabtu (7/10), menewaskan sedikitnya satu orang.
Roket-roket meluncur melintasi langit berulang kali setelah peluncuran pertama dari beberapa lokasi di Gaza pada pukul 06:30 waktu setempat, lapor jurnalis AFP, Sabtu (7/10/2023).
Militer Israel membunyikan sirene di seluruh wilayah selatan dan tengah negara itu, serta menyerukan masyarakat untuk tetap berada di dekat tempat perlindungan bom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang jurnalis AFP di Yerusalem melihat sejumlah roket dicegat, beberapa saat setelah sirene berbunyi di seluruh kota itu.
Sayap bersenjata kelompok Palestina, Hamas mengatakan bahwa mereka berada di balik serangan tersebut. Kelompok itu mengklaim telah meluncurkan lebih dari 5.000 roket sejak pagi.
"Kami memutuskan untuk mengakhiri semua kejahatan pendudukan (Israel), waktu mereka untuk mengamuk tanpa dimintai pertanggungjawaban sudah berakhir," kata kelompok itu.
"Kami mengumumkan Operasi Al-Aqsa dan kami menembakkan, dalam serangan pertama dalam 20 menit, lebih dari 5.000 roket," imbuh kelompok tersebut.
Militer Israel mengatakan Hamas berada di balik serangan roket tersebut.
Seorang wanita berusia 60-an tahun tewas akibat serangan roket di Israel tersebut, kata layanan darurat Magen David Adom. Lima belas orang lainnya terluka, dua di antaranya terluka parah.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perdana menteri akan segera mengadakan pertemuan dengan para kepala keamanan mengenai serangan roket tersebut.
Israel telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza sejak 2007 setelah Hamas mengambil alih kekuasaan. Sejak saat itu, Hamas dan Israel telah terlibat dalam beberapa perang yang menghancurkan.
Serangan roket ini terjadi setelah periode ketegangan yang meningkat pada bulan September, ketika Israel menutup perbatasan bagi para pekerja Gaza selama dua minggu.
Penutupan itu terjadi ketika aksi-aksi protes warga Palestina mengguncang perbatasan yang dijaga ketat oleh militer Israel. Para demonstran Palestina telah membakar ban dan melemparkan batu serta bom molotov ke arah pasukan Israel, yang dibalas dengan gas air mata dan peluru tajam.
Sebelumnya pada bulan Mei, serangan udara Israel dan tembakan roket dari Gaza telah mengakibatkan kematian 34 warga Palestina dan satu warga Israel.
Sepanjang tahun ini setidaknya 247 warga Palestina, 32 warga Israel dan dua warga asing telah tewas dalam konflik tersebut, termasuk kombatan dan warga sipil di kedua pihak, menurut pejabat Israel dan Palestina.
Sebagian besar korban jiwa terjadi di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak konflik Arab-Israel tahun 1967.