Presiden Rusia Vladimir Putin melontarkan kemungkinan negaranya akan melanjutkan uji coba nuklir. Jika terwujud, maka uji coba nuklir terbaru oleh Moskow nantinya akan menjadi yang pertama dalam lebih dari tiga dekade terakhir.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (6/10/2023), Rusia juga mungkin akan menarik ratifikasi yang sebelumnya diberikan untuk perjanjian larangan uji coba nuklir, jika memutuskan untuk melanjutkan uji coba di masa mendatang.
Putin sebagai pengambil keputusan utama di negara yang memiliki kekuatan nuklir terbesar di dunia, juga mengatakan bahwa Moskow telah berhasil menguji coba rudal jelajah bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir, Burevestnik, yang kemampuannya diklaim tak tertandingi.
Pernyataan itu disampaikan Putin saat menghadiri pertemuan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada Kamis (5/10) waktu setempat.
Ditegaskan oleh Putin dalam forum itu bahwa Rusia tidak perlu mengubah doktrin nuklirnya, karena setiap serangan terhadap negara itu akan memicu respons sepersekian detik dengan ratusan rudal nuklir sehingga tidak ada musuh yang bisa bertahan hidup.
"Apakah kita perlu mengubah hal ini? Dan mengapa? Segalanya bisa diubah tapi saya tidak melihat perlunya hal itu," tegas Putin merujuk pada doktrin nuklir Rusia -- kebijakan Kremlin yang menetapkan kondisi kapan Moskow mungkin menggunakan senjata nuklirnya.
Keberadaan Rusia sebagai negara, menurut Putin, tidak berada di bawah ancaman. "Saya pikir tidak ada orang yang berakal sehat dan memiliki ingatan jernih, yang akan berpikir untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Rusia," sebutnya.
"Saya mendengar seruan untuk mulai menguji coba senjata nuklir, untuk kembali melakukan pengujian," imbuh Putin, merujuk pada saran para ilmuwan politik garis keras dan komentator yang mengatakan langkah itu bisa mengirimkan pesan kuat kepada musuh-musuh Rusia di Barat.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
(nvc/ita)