Jepang memulai melakukan persiapan pembuangan air limbah nuklir tahap kedua. Air limbah yang telah diolah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima dibuang ke lautan.
Dilansir AFP, Kamis (5/10/2023), TEPCO yang merupakan operator PLTN Fukushima menuturkan bahwa tahap kedua pelepasan air limbah olahan itu ke perairan Samudra Pasifik dimulai Kamis (5/10) pagi, sekitar pukul 10.18 waktu setempat.
Proses pembuangan tahap kedua diperkirakan akan berlangsung selama 17 hari ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelepasan tahap kedua ini menyusul tahap pertama yang dilakukan pada 24 Agustus lalu. Saat itu Jepang mulai membuang sebagian dari total 1,34 juta ton air limbah yang dihasilkan sejak tsunami dahsyat merusak PLTN tersebut tahun 2011 lalu.
Sama seperti tahap pertama, sekitar 7.800 ton air limbah diperkirakan akan dibuang ke lautan di tahap kedua ini.
Tokyo bersikeras menyatakan air limbah itu tidak memicu risiko kesehatan. Pandangan ini didukung oleh badan pengawas nuklir PBB.
Namun, Beijing telah berulang kali mengkritik keras pembuangan limbah nuklir itu.
Tidak hanya itu, Beijing bahkan menetapkan larangan impor makanan laut Jepang sebagai tanggapannya.
Simak di halaman selanjutnya.
Saksikan Live DetikPagi:
Lihat juga Video: Soal Warga RI Menua Lebih Cepat dari Jepang, Bappenas: Harus Diantisipasi
TEPCO menyebut bahwa air limbah itu telah disaring dari semua unsur radioaktif kecuali tritium, yang berada dalam tingkat aman yang diakui secara internasional.
"Telah dikonfirmasi bahwa pelepasan pertama dilakukan sesuai rencana dan dengan cara yang aman," ucap juru bicara pemerintah Jepang Hirokazu Matsuno kepada wartawan pada Kamis (5/10) waktu setempat.
Ia juga menekankan tidak ada abnormalitas yang terdeteksi.
Dijelaskan Matsuno bahwa pemerintah akan 'terus mengkomunikasikan, baik secara domestik maupun internasional, hasil pemantauan data dengan cara yang sangat transparan'.
Pelepasan air limbah nuklir ini bertujuan untuk memberikan ruang untuk mulai menghilangkan bahan bakar radioaktif yang sangat berbahaya dan puing-puing dari reaktor pembangkit listrik yang rusak.
Seorang pejabat TEPCO mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya akan sangat ketat dalam mengawasi pembuangan tahap kedua ini, sembari menerapkan 'kewaspadaan maksimal untuk memastikan bahwa tidak ada pembuangan yang tidak disengaja' dari air limbah yang telah diolah ke laut