Kepolisian Thailand menangkap dua pria yang diduga menjual senjata api kepada remaja berusia 14 tahun yang menjadi pelaku penembakan mematikan di sebuah mal mewah di Bangkok. Sedikitnya dua orang tewas dalam penembakan yang mengguncang publik Thailand itu.
Seperti dilansir AFP, Kamis (5/10/2023), seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun, yang identitasnya tidak diungkap ke publik, telah didakwa atas pembunuhan terkait penembakan di Mal Siam Paragon, Bangkok, pada Selasa (3/10) waktu setempat.
Kepolisian setempat menyebut penembakan itu dilakukan dengan sebuah pistol kosong atau blank-firing pistol yang dimodifikasi untuk bisa menembakkan peluru tajam. Pistol kosong biasanya hanya mengeluarkan suara keras seperti tembakan, tanpa mengeluarkan proyektil atau peluru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para personel kepolisian di Provinsi Yala di wilayah Thailand bagian selatan berhasil menangkap dua pria pada Kamis (5/10) dini hari, yang dicurigai telah menjual senjata kepada remaja 14 tahun yang menjadi pelaku penembakan di mal Siam Paragon itu.
"Polisi menggerebek rumah mereka untuk menemukan lebih banyak bukti terkait kasus ini," ucap seorang polisi senior Thailand, Yala, kepada AFP.
"Mereka dikirim ke Bangkok untuk diinterogasi," sebutnya.
Ratusan orang berlari keluar dari mal mewah yang ramai pengunjung karena ketakutan saat penembakan terjadi pada Selasa (3/10) sore. Total ada tujuh orang tertembak dalam insiden itu, dengan seorang wanita asal China dan satu orang lainnya asal Myanmar tewas.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Saksikan Video 'Polisi Sebut Remaja Penembak di Mal Bangkok Mengalami Gangguan Mental':
Tersangka penembakan yang masih berusia 14 tahun juga didakwa atas percobaan pembunuhan, membawa dan menembakkan senjata api di tempat umum, dan memiliki senjata api tanpa izin.
Remaja itu sedang menjalani tes kejiwaan untuk melihat apakah dia layak untuk diadili, setelah sebelumnya diketahui dia pernah menerima perawatan untuk penyakit mental namun berhenti meminum obatnya.
Penembakan mematikan ini memicu seruan terbaru agar pengendalian senjata diperketat di Thailand yang dipenuhi senjata legal maupun ilegal.
Menurut database internasional, Thailand diperkirakan memiliki sekitar 10 juta senjata yang beredar, satu senjata untuk setiap tujuh warga, dan mencatatkan salah satu tingkat kepemilikan senjata tertinggi di kawasan Asia Tenggara.
Perdana Menteri (PM) Srettha Thavisin telah berjanji untuk mengambil 'langkah-langkah pencegahan' demi mencegah tragedi serupa di masa depan.