Gubernur New York Kathy Hochul mengingatkan bahwa banjir parah yang melanda kota terpadat di Amerika Serikat (AS) itu mencerminkan 'new normal' atau situasi normal yang baru sebagai merupakan dampak perubahan iklim.
Seperti dilansir Reuters, Senin (2/10/2023), curah hujan yang turun pada Jumat (29/9) pekan lalu tercatat mencapai hampir delapan inci atau 20 cm di beberapa bagian kota New York. Namun risiko banjir di kota itu mulai berkurang pada Sabtu (30/9) siang waktu setempat, dengan genangan air dilaporkan mulai surut.
Curah hujan yang tinggi diketahui mengubah beberapa ruas jalanan kota New York menjadi sungai, yang membuat bus-bus dan mobil-mobil terjebak selama berjam-jam. Bahkan jalur kereta bawah tanah dan kereta komuter terpaksa ditutup sementara.
Transportasi udara juga turut terkena dampaknya, dengan banyak penerbangan di bandara-bandara New York ditunda atau dibatalkan. Satu terminal di Bandara LaGuardia bahkan sempat dievakuasi akibat banjir.
"Hal ini sangat disayangkan adalah apa yang kita perkirakan sebagai 'new normal'," sebut Hochul dalam pernyataannya membahas soal banjir di kota New York.
Lebih lanjut, Hochul menegaskan bahwa keadaan darurat di wilayah New York akan tetap berlaku selama enam hari ke depan. Penetapan keadaan darurat dalam situasi bencana di AS diketahui memungkinkan alokasi sumber daya yang lebih cepat untuk menangani krisis.
Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa akibat banjir parah yang menyelimuti New York.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Simak Video: Penampakan New York Diterjang Banjir, Kereta Bawah Tanah Lumpuh
(nvc/ita)